Alkisah tentang seorang raja perkasa yang hobi berburu. Selagi berburu, kudanya meringkik sembari mengangkat kaki ke atas. Raja kaget, lalu terpelanting, kelingkingnya pun putus. Raja sangat marah.
”Sudahlah Paduka. Kalau kena musibah, mbok bersyukur saja,” ujar seorang penasihatnya.
Raja bukannya luluh malah tambah murka. Dengan lantang berteriak : "Penjarakan penasihat goblok ini!"
Para pengawal yang selalu ABS (Asal Bos Senang), terlalu tabu untuk membantah, dengan sigap melaksanakan perintah sang raja. Sang penasihat pun dijebloskan ke bui.
Lima tahun kemudian, kala berburu, raja ini ditangkap suku primitif. Pria gagah berkulit putih mulus ini akan dipersembahkan pada dewa. Hanya saja, setelah diteliti, lho…, kelingkingnya terpotong. Ia cacat. Terpaksa dilewatkan. Sebagai pengganti, pengawalnya yang tidak cacat dijadikan korban. Pengawal itu dieksekusi, dan rajanya dipulangkan.
Setelah itu raja menyadari kekhilafannya. Penasihat yang dulu dibui itu pun dilepaskan. ”Ananda memang harus bersyukur tidak memiliki kelingking,” kata Raja, mengakui kesalahannya. Ternyata, sang penasihat pun bersyukur, ”Kalau saja saya tidak dipenjarakan oleh Paduka, mungkin, hamba sudah menggantikan Paduka sebagai tumbal”. Jika kita diberikan musibah, sesungguhnya Tuhan sedang mempersiapkan suatu berkah bagi kita. Maka jangan buruk sangka dulu, apalagi buruk sangka kepada Tuhan.
(sumber : salamsuper.com)
Hikmah apa yang bisa kita petik dari cerita di atas? Ceritanya memang terkesan mengada-ada, naif, klise, dsb. Tapi tahukah Anda bila SYUKUR adalah salah satu kunci SUKSES?
Syukur mendatangkan perasaan RELA LEGAWA. Dari rasa ini akan menimbulkan sikap SUMELEH. Dan bila kedua rasa itu telah MANJING (bersemayam) dalam kalbu kita, otomatis kita akan merasa dekat dengan Allah. Jika sudah demikian, Allah tentu tidak akan membiarkan hidup kita terlunta-lunta, merana, miskin-papa, dan semua kondisi sejenisnya.
Itu semua sesuai dengan sifat Allah yang maha kasih, maha penyayang, dan maha kaya. Sementara, keberadaan Allah pun sesuai dan identik dengan prasangka dan kondisi batin kita. Dia akan dekat kalau kita mendekat. Dia akan jauh kalau kita menjauh.
Ada 2 ciri yang akan tampak bila seseorang benar-benar beryukur:
1. Dia tidak suka berkeluh-kesah dalam kondisi apapun dan bagaimanapun.
2. Dia suka beramal. Dan ciri dari orang yang suka beramal adalah... kehidupannya yang semakin lama semakin baik.
Dan memang, AMAL adalah kunci yang sesungguhnya dari SUKSES. Amal akan sulit dilakukan tanpa adanya rasa syukur. Maka, bersyukurlah atas apa yang telah ada.
Hidup bukan sekadar pilihan, tapi bagaimana kita menjalaninya.
By: Susilo Pranowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.