Orang-orang yang berhasil di dunia ini adalah orang-orang yang bangun dan mencari situasi yang mereka inginkan, dan jika tidak dapat menemukannya, mereka menciptakannya. (George Bernard Shaw)
Setiap orang hobi berburu. Betul kan?
Tapi, ini belum selesai, jangan dulu memotong dengan kata-kata “enak aja, hobi saya bukan berburu tau!!, ga level”, atau “jaman sekarang susah nyari hutan di tengah kota, gimana mau berburu” (ya iyalah). Maksud saya, berburu dalam arti luas. Misalnya, Polisi berburu penjahat, KPK berburu koruptor, dan kita semua berburu impian. Sebagian teman saya bilang “saya bekerja untuk berburu sesuap nasi dan segenggam berlian”, yang lainnya berujar “saya sedang berburu sesuap nasi, sepolis asuransi, sehektar property, satu kilogram emas murni, dan sesosok bidadari (hmmm)”.
Masalahnya, tidak semua yang kita buru dalam hidup kita dapatkan seketika. Nah, mari kita lanjutkan dengan sebuah pertanyaan: Jika kamu belum mendapatkan apa yang kamu inginkan dalam hidup ini, apa yang akan kamu lakukan?.
Jawaban kita terhadap pertanyaan ini, menunjukkan gaya kita dalam mencapai tujuan-tujuan hidup kita.
Setiap orang punya keingian. Siapapun mereka dan apapun latar belakang mereka, dalam hati setiap manusia memendam keinginan. Ada yang ingin uangnya lebih banyak. Ada yang ingin tubuhnya lebih baik dan lebih sehat. Ada yang ingin temannya lebih banyak. Ada yang ingin nilai ujiannya bertambah baik. Dan seterusnya. Begitulah, masing-masing kita punya keinginan. Walaupun, kita tak pernah tahu, kapan kita akan berhenti dari perbuatan menginginkan sesuatu. Karena pada dasarnya manusia tidak pernah merasa cukup.
Sepanjang hidup kita, kita akan terus memiliki keinginan demi keinginan, impian demi impian. Kadang keinginan itu dengan sangat mudah terwujud, tapi gak jarang juga kita harus menunggu lama untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Sebagian orang, bahkan menyerah dengan keinginannya, karena merasa terus dijauhi oleh keinginan-keinginannya.
Pertanyaannya adalah, jika semua orang tahu bahwa untuk mencapai apa yang mereka inginkan itu membutuhkan usaha dan proses, mengapa banyak orang yang begitu gampang kalah dan menyerah terhadap hidupnya?. Mengapa banyak orang yang mudah putus asa dan frustasi karena keinginan-keinginannya belum juga terpehuhi?. Jawabannya bisa jadi banyak. Artinya, banyak hal yang memang menjadi penyebab dari kegagalan demi kegagalan yang dialami oleh manusia. Kekurangan diri, kesempatan, lingkungan, kondisi politik & ekonomi, persaingan, krisis kepercayaan, pemanasan global, alien (?) dan masih banyak lagi hal-hal yang bisa menjegal kita untuk mencapai keinginan-keinginan kita.
Tapi, saya masih penasaran. Jika memang benar bahwa diluar sana terdapat banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus kita hadapi untuk mencapai keinginan-keinginan kita. Mengapa tidak sedikit juga orang yang dengan mudahnya mencapai apa yang mereka inginkan dalam hidup?.
Jika benar bahwa untuk mencapai keberhasilan itu sulit, mengapa masih ada orang yang mencapainya. Jika manusia mengeluhkan keterbatasannya sebagai penyebab kegagalan hidup yang dialaminya, mengapa masih banyak mereka yang justru punya keterbatasan yang lebih banyak dibanding manusia lainnya tapi mereka tetap mencapai keberhasilan, menaklukan semua tantangan, dan mendapatkan apa yang mereka benar-benar inginkan dalam hidup?.
Disini saya menemukan dua jawaban. Pertama, mereka yang sangat cepat gagal mencapai apa yang mereka inginkan adalah mereka yang salah menempatkan tanggung jawab dalam hidupnya. Orang-orang ini adalah mereka yang sangat cepat sekali menunjuk sesuatu diluar diri mereka sebagai penyebab kegagalan mereka, dan pembenaran terhadap penghentian upaya yang mereka lakukan.
Kalau mereka berbisnis dan gagal mereka akan bilang “modalnya kurang” atau “pesaingnya curang”, “pelanggannya tak tau diuntung, bisanya cuman komplen terus”, “karyawannya males-males”, dan seterusnya. Kalau mereka bekerja dan gagal, mereka akan bilang “bosnya ga tegas”, “kerjaannya ga jelas, ga ada arahan”, “karyawannya pada nyebelin”, “tugasnya susah-susah”, dan seterusnya. Kalau mereka belajar dan mereka gagal mereka akan bilang “dosen/gurunya ga enakeun”, “soalnya susah”, dan seterusnya. Begitulah, mereka yang gagal akan terus mencari “objek” diluar diri mereka sebagai kambing hitam atas kegagalan mereka. Singkatnya, orang-orang gagal sangat hobi berburu kambing hitam.
Kedua, ternyata mereka yang pada akhirnya meraih atau mendapatkan apa yang mereka inginkan adalah orang-orang yang mengambil tanggung jawab 100% terhadap perubahan hidup mereka. Artinya, ketika mereka ditimpa kegagalan atau tantangan mereka tidak cepat-cepat berdalih atau menyalahkan situasi diluar diri mereka. Tapi mereka dengan sigap mengambil pelajaran, mengembangkan diri, memperbaiki apa yang harus diperbaiki, dan berusaha lebih keras dan lebih cerdas sampai akhirnya yang mereka inginkan tercapai.
Nah tinggal kita pilih yang mana?, mau jadi orang pertama yang selalu mencari kambing hitam dalam setiap perjalanan hidupnya, atau orang kedua yang selalu mengambil tanggung jawab pribadi untuk terus memperbaiki dan mengembangkan dirinya, serta terus berjuang untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Tentu saja, menjadi yang kedua adalah pilihan terbaik yang bisa kita lakukan.
Jadi, ketika kita menginginkan sesuatu, siapakah yang bisa membuat keinginan itu terwujud?. Semisal, jika kita ingin mengubah kebiasaan buruk menjadi kebiasaan baik, siapakah yang bisa membuat perubahan itu terjadi?. Atau, ketika kita ingin membirukan nilai ujian kita, siapakah yang bisa mengubahnya?. Jawabannya sangat meyakinkan, yaitu kitalah yang bertanggung jawab untuk membuatnya berubah.
Kalau kamu ingin tubuh yang lebih sehat, kamu gak mungkin nyuruh orang lain olah raga atau jogging secara teratur. Kalau kamu ingin tubuh kamu lebih sehat dan bugar, kamulah yang harus berolahraga teratur dan menjaga pola makan yang benar. Inilah tanggung jawab. Jangan membuang-buang waktu untuk mengeluh atau menyalahkan orang lain atas situasi yang ingin kamu ubah. Jadilah aktor perubahan. Mulailah perubahan itu dari dalam, dari diri kamu sendiri. Maka kamu akan merasakan betapa menyenangkan hidup ketika kamu menggambil 100% tanggung jawab atas kehidupan kamu.
Orang yang bertanggung jawab 100% terhadap kehidupannya, tidak akan diperbudak oleh situasi atau kondisi. Seberat apapun situasinya, mereka akan mengambil peluang dan mengambil tindakan untuk melakukan sebuah perubahan yang bermanfaat untuk diri mereka. Jadi, masalahnya sekarang adalah bukan bagaimana situasinya, tapi apa yang kamu lakukan ketika situasi itu terjadi. Bukan seberapa berat lingkungan yang harus kamu hadapi, tapi apa yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi lingkungan yang berat itu, itulah yang membuat perbedaan.
Mulai sekarang, bertanggungjawablah 100% terhadap kehidupanmu. Ini adalah rahasia besar kehidupan. Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Inilah inti tanggung jawab. Kamulah sumber pendorong kesuksesanmu.
Kamulah sumber pendorong rasa percaya dirimu. Kamulah sumber pendorong prestasimu. Kamulah sumber pendorong untuk pencapaian-pencapaian hidup yang kamu inginkan. Kamulah sumber pendorong untuk kesehatan, hubungan, dan keuanganmu sendiri. Sebuah pepatah hebat mengatakan, if there is a will, there is a way. Kesukesan selalu dicapai oleh mereka yang memiliki kemauan yang kuat. Dan dimanakah kemauan itu berada?, tepat, kemauan berada dalam diri kita masing-masing. Kemauan ada dalam diri kamu.
Nah, berikutnya, karena kamu sudah tau siapa yang harus bertanggung jawab 100% untuk mengubah hidupmu jadi lebih baik, maka hal berikutnya yang harus kamu lakukan adalah bertanya pada diri sendiri:
“Jika saya ingin prestasi saya lebih baik, apa yang harus saya lakukan?”
“Jika saya ingin lebih percaya diri, apa yang harus saya pelajari dan lakukan?”
“Jika saya ingin hidup saya lebih positif dan menyenangkan, apa yang saya harus pelajari?”
“Jika saya ingin memiliki banyak teman dan relasi yang mendukung kesuksesan saya, apa yang harus saya rencanakan?, apa yang harus saya katakan?, sikap apa yang harus saya tunjukkan?.
“Jika saya ingin lebih sehat dan bugar, bagaimana saya harus mengatur pola makan saya?,
olah raga rutin apa yang akan saya lakukan dengan senang?,
dan pola hidup buruk apa yang harus saya kurangi atau hilangkan?”
“Jika saya ingin lebih banyak uang, apa saja yang bisa saya sedekahkan?, potensi diri apa yang bisa saya ‘jual’ dan manfaatkan?,
bagaimana saya memasarkan nilai tambah diri saya, dan bagaimana saya mengelola keuangan saya?”
Bertanggung jawab 100% terhadap hidup, memberikan kamu energi tambahan untuk bergerak dan bekerja lebih baik bahkan melakukan yang terbaik untuk tujuan-tujuan yang ingin kamu capai. Dan memang, lebih mudah merencakan berbagai aktivitas pengembangan diri, jika kita memulainya dari diri kita. Dan percayalah, ini adalah aktivitas yang menyenangkan. Bertanggung jawab 100% terhadap hidupmu, menetapkan berbagai tujuan dan sasaran, merancang sebuah rencana, dan melakukannya tahap demi tahap adalah aktivitas yang penuh tantangan yang membahagiakan. Kita seperti “bermain” dengan diri sendiri, kita menetapkan “kurikulum” pencapaian kualitas hidup kita sendiri.
Jadi bagaimana, sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya di awal tulisan ini?.
Kalau lupa, berikut pertanyaannya:
“Jika sekarang kamu belum mendapatkan apa yang kamu inginkan dalam hidup, apa yang akan kamu lakukan?”
Ijinkan saya memberi saran sederhana untuk pertanyaan diatas,
“LAKUKAN APA YANG BELUM PERNAH KAMU LAKUKAN”, Selama itu baik, positif dan tidak merungikan siapapun. Dan berhentilah berburu kambing hitam.
Penemuan terhebat dalam generasiku adalah bahwa manusia dapat mengubah hidupnya dengan mengubah sikapnya.
Oleh : DOA DAN HARAPAN
(CHIA THERESIA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.