Rabu, 23 November 2011

DIMANAKAH SURGA ITU? (part 2)


 

   Siang itu Bendol baru saja keluar dari restoran.
   “Habis makan kok buru-buru, mau kemana lagi nih?” sapaku.
   “Ntar keburu tutup bank-nya?” jawab Bendol.
   “Nabung apa mbayar utang, Bos?”
   “Ya nabung ya mbayar utang. Hihi… Mau ikut?”
   Karena kebetulan sedang tidak ada acara, aku ikutin saja kemana Bendol pergi. Di dalam bank ternyata antriannya cukup panjang. Aku jadi punya kesempatan berbincang dengan sobat kentalku itu.
   “Kamu sekarang sudah berubah yah?” kataku.
   “Ah, enggak!” tukas Bendol. “Kalo aku bisa berubah nih, aku pilih jadi Batman apa Superman. Hehe….”
   “Ngaco! Maksudku, hidupmu itu loh, kelihatan lebih makmur sekarang.”
   “Mocok cih?”
   “Iya loh!”
   Bendol ketawa sejenak, lalu katanya, “Tanpa bermaksud nyombong loh ni ya…,  aku emang sudah menemukan surga. Hihi…”
   “Kalo aku kok merasa belum,  Bos?”
   Bendol berhenti ketawa, “Tapi kamu sudah tahu kan konsep tentang apa itu surga?”
   Aku garuk-garuk kepala, “Kurang-lebihnya ya aku tahulah. Seperti katamu kemarin-kemarin itu…”
   “Ya syukurlah kalo gitu.”
   “Tapi Bos…, kemarin dikatakan SURGA AKAN KUDAPATKAN KALAU AKU MELAKUKAN KEBENARAN.  Selama ini aku sudah dan selalu berusaha untuk melakukan KEBENARAN, tapi aku kok belum merasakan SURGA?”
   “Hehe…,” Bendol ketawa lagi.
   “Kok malah ketawa sih, Bos?” protesku. “Seneng ya kalo lihat temennya susah…?”
   “Ya gak lah? Gini loh…, SURGA atau NERAKA berpulang pada konsep NGUNDUH WOHING PAKARTI.”
   “Maksudnya?” aku garuk-garuk kepala lagi.
   “Boleh jadi sekarang ini kamu telah melakukan benyak KEBENARAN, tapi sadarkah kamu jika kemarin-kemarin kamu juga banyak menolak melakukan KEBENARAN?”
   “Aku kok malah bingung cih… Yang jelas gitu loh ngomongnya.”
   “Jika kamu kemarin-kemarin banyak melakukan KESALAHAN, maka kamu sekarang ini sedang menebus KARMA. Semua perlakukan BAIK-mu masih ditujukan untuk menebus KARMA-mu.”
   Aku nyengir kuda, lalu garuk-garuk kepala lagi. “Jadi, sekarang ini aku belum merasakan SURGA karena aku masih dalam proses menebus KARMA?”
   “Pinter….”
   “Tapi aku kepengin cepet-cepet nih ngerasain SURGA!”
   “Tunggu aja sampe KARMA-mu habis.”
   “Gah aku kalo nunggu lama-lama! Ntar keburu tua. Hehe…,” ketawaku kecut. “Apa ada caranya to Bos agar aku cepet selesai dalam penebusan KARMA-ku?”
   “Ada.”
   “Caranya?”
   “Lakukan KEBENARAN sebanyak mungkin.”
   “O gitu ya?”
   “Ya!”
   Aku garuk-garuk kepala lagi walau sebenarnya tak terasa gatal.
   “Masuk SURGA itu BAIK, tapi bukan yang TERBAIK….,” kata Bendol kemudian.
   “Wah gak usah dijabarkan sekarang, Bos. Pucing aku!” potongku.
   Tapi sebenarnya aku gak pusing-pusing amat. Malah gembira.  Hehe…. Wong aku jadi tahu gimana caranya masuk surga. Ternyata GAMPANG. Hehe…

   By: Susilo Pranowo

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.