Rabu, 23 November 2011

DIMANAKAH SURGA ITU?



   Kutarik napas dalam-dalam. Kuhembuskan napas dalam-dalam.  Kurasakan  nikmat dalam napasku ini. Kunikmati benar napasku  layaknya  sebagai nikmatku yang terakhir.
   “Eh, kamu lagi ngapain?” tanya Bendol yang sedari tadi tampaknya mengamatiku.
   “Aku sedang menikmati napasku,” jawabku santai.
   “Koq menikmati? Apa kamu baru tau kalo napas kita sebenarnya adalah nikmat Gusti yang teramat nikmat?”
   “Iya, makanya aku nikmatin nih napas… sebelum terhenti.  Hehe….”
   “Sebelum terhenti bagaimana?”
   “Mati.”
   “Huss…!” bentak Bendol tiba-tiba. “Jangan bicara soal mati kalo kamu belum siap untuk mati!”
   “Ah,  masa’ gak boleh cih…,” sergahku tetap santai.
   “Tahu apa kamu soal kematian?”
   “Mati ya mati. Lalu dikubur. Habis dah cerita.”
   “Gemblung kamu! Orang mati itu belum habis ceritanya.”
   “Maksudmu?”
   “Dia harus mempertanggungjawabkan semua perbuatannya  selama hidup di dunia!”
   “Oh, kalo itu cih aku dah tau. Kemudian masuk surga atau neraka gitu, kan?”
   “Kamu tahu dimana letaknya surga?” tanya Bendol kemudian, amat serius.
   “Wah, mana aku tahu, Bos? Aku kan belum mati…,” jawabku sekenanya.
   “Iya…, tapi kamu harus tahu juga soal surga itu apa atau dimana?”
   “Loh, setahuku nih, surga itu adalah sebuah tempat yang indah…, yang enak…, yang nyaman…, karena semua yang kita butuhkan sudah tersedia di sana.”
   “Kamu salah! Persepsi seperti itu ditulis dalam kitab-kitab suci agar manusia menjadi takut berbuat yang  tidak benar.  Hingga kemudian, orang-orang mengapresiasikannnya sebagai tempat seperti yang kamu katakan itu.”
   “Jadi, itu salah ya, Ndol?”
   “Salah sih enggak… cuman gini loh…. Semua kitab suci selalu mengajarkan: JIKA BERBUAT BAIK, JANGANLAH KAMU BERPAMRIH. Nah, kalo ada orang beribadah terus ingin masuk surga, bukankah ini juga berpamrih namanya? Kalau sudah seperti ini, sama artinya dia mengingkari isi kitab sucinya dong….”
   Aku manggut-manggut saja.
   “Berapa banyak nikmat Gusti Allah yang telah diberikan kepada kita?” lanjut Bendol. “Tak terhitung banyaknya, kan.  Nah, kalau kita sedang berbuat baik dan kita berpamrih mau masuk surga, apa ini merupakan sebuah harapan yang pantas?”
   “Lha, yang benar gimana dong, Ndol?” tanyaku bego. “Jangan-jangan surga itu tidak ada. Cuman sebagai sarana menakut-nakutin aja….”
   “Surga memang tidak ada kalo menurut bayanganmu yang merupakan sebuah tempat atau dimensi.”
   “Jadi bener nih, surga itu tidak ada?”
   “Kok gak ngerti juga sih kamu ni…,” tukas Bendol.”
   “Sori, aku emang gak ngerti nih….”
   Surga dan neraka bukanlah konsep dimensi atau tempat.  Surga adalah suasana keberadaan bersama Gusti dalam kemanunggalan.  Hal ini akan tercapai kalau kita melakukan kebenaran. Masuk surga itu baik, tapi bukan yang terbaik. Yang terbaik adalah kita harus manunggal dengan Gusti.
   Neraka adalah suasana tidak bersama Gusti. Suasana ini akan kita dapat kalau kita tidak melakukan kebenaran. Neraka bukanlah hasil  ciptaan Gusti, melainkan  ciptaan manusia itu sendiri. Karena Gusti bukanlah sesuatu yang kejam atau sadis.
   Ya gak? Apa perlu Gusti itu menciptakan neraka buat menghukum umat manusia? Di sana manusia dihajar, dicambukin, disiksa, dibakar…. Wah, kejam dong Gusti Allah kalo gitu….”
   Aku manggut-manggut lagi.
   “Lalu yang benar, dimana letak surga dan neraka itu?” tanyaku kemudian.
   “Wah, kamu ni bodo ya? Kan sudah kubilang SURGA ITU BUKANLAH KONSEP TEMPAT ATAU DIMENSI….” Bendol menjelaskan lagi.
   “Lalu seperti apa dong bentuknya….”
   “Kok kamu masih gak ngerti juga sih…?! Gini aja dah… LAKUKAN KEBENARAN, MAKA KAU PASTI AKAN MERASAKAN SURGA.  Dan kebalikannya… JIKA KAU MENOLAK ATAU TIDAK MELAKUKAN KEBENARAN, MAKA KAU AKAN MERASAKAN NERAKA.  Kedua hal itu akan kau peroleh bukan nanti setelah mati saja, tapi sekarang pun di dunia ini, kau akan bisa merasakannya.”
   Aku manggut-manggut lagi. Kutarik napas panjang lagi. Kuhembuskan dalam-dalam lagi…. Ah, kiranya TELAH KURASAKAN SURGA DALAM NAPASKU….

   By: Susilo Pranowo


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.