Jumat, 25 November 2011

SIAPAKAH JATIDIRIKU?



   Bendol sekarang lagi sulit dicari. Tambah sibuk aja tuh orang. Kalau ketemu bicara sudah tidak bisa panjang-lebar.  Aku jadi penasaran banget. Soalnya, waktu terakhir ketemu dia bilang : “KENALILAH JATI DIRIMU...”   Juga sebelumnya dia pernah bilang:  “BERTANYALAH KEPADA DIRIMU SENDIRI…”
   Gila apa!! Bertanya kok pada diri sendiri! Mana aku ni orang bodo. Mana bisa? Soal JATI DIRI, yang kutahu kalau aku ini cuma anak dari SIMBOK dan BAPAK,  jatidiri yang mana lagi maksudnya…?
   Eh, gak dinyana, tiba-tiba ada telpon dari si Bendol.
   “Lagi ngapain sekarang?” tanya Bendol
   “Gak ngapa-ngapain,” jawabku jujur.
   “Mau ikut aku?”
   “Kemana?”
   “Survey tempat.”
   “Dimana?”
   “Ikut ajalah. Ntar tau sendiri.”
   Akhirnya Bendol menjemputku.  Bawa sedan bagus, tampaknya baru beli.
   “Aku lagi pusing mikir kata-kata Bos yang  kemarin-kemarin itu. KENALILAH JATI DIRIMU…. Maksudnya apa to,  Bos..?” tanyaku ketika ada kesempatan.
   “Makdudnya  sama saja dengan KENALILAH DIRIMU YANG SEJATI… DARIMANA KAMU BERASAL… DAN HENDAK KEMANA KAMU AKHIRNYA…,” jawab Bendol.
   “Penjabarannya apa?”
   “Jati diri… pribadi… manusia sebenarnya adalah SUKMA. Sukma itu abadi, tidak bisa mati. Yang mati pada manusia hanyalah raga yang ditempatinya. Sementara, sukma terus hidup untuk melanjutkan tugasnya sampai tuntas.”
   Aku garuk-garuk kepala, mencoba untuk bisa memahami.
   “Gusti memberi kesempatan kepada sukma untuk berkiprah di dunia dengan satu tugas yang harus dilaksanakan sampai tuntas .. tas….  Tapi sayang, dalam kehidupan di dunia, manusia sering lupa akan JATIDIRI-nya, lupa akan asalnya. Manusia jadi terikat pada segala sesuatu yang bersifat materi atau duniawi. Padahal sebenarnya, dunia ibarat TEMPAT UJIAN bagi sang sukma…”
   “Terus gimana, Bos?”


   “Padahal sesuatu yang bersifat materi, semakin dikejar semakin tidak membuat bahagia.  Beda dengan manusia yang bisa mengenali dan akrab dengan sukmanya, ia akan bisa hidup tenteram dan bahagia. Maka dari itu timbul kata KENALILAH DIRIMU YANG SEJATI….”
   “Lha cara untuk bisa kenal dan akrab dengan sang sukma ini gimana, Bos?” tanyaku bego.
   “Sebentar, aku lanjutkan dulu soal SUKMA-nya….”
   “Oke…”
   “Sukma ini saat RAGA yang ditempatinya MATI,  ia akan kembali kepada GUSTI.  Tapi karena ia telah banyak terikat dengan duniawi dan berlaku menyimpang dengan KEBENARAN, kembalinya sang SUKMA kepada GUSTI jadi tidak mulus…”
   “Terus gimana, Bos?”
   “Gusti itu suci. Untuk kembali kepada-Nya, sukma harus suci juga. Nah, kalo sukma belum suci, ia harus disucikan dulu. Ia akan dikembalikan ke dunia dengan RAGA yang lain. Demikian terus-menerus sampai ia menjadi suci sehingga dapat MANUNGGAL dengan GUSTI…”
   Aku manggut-manggut walau sebenarnya belum begitu paham.
   “Di dunia kan SUKMA menjalankan TUGAS yang harus SENDIKA LAN NYUWUN DAWUH, kita sebagai manusia tidak usah khawatir soal materi atau semua yang bersifat keduniawian. Karena…, kalau kita sudah SENDIKA LAN NYUWUN DAWUH  semua yang kita butuhkan sudah dipersiapkan oleh GUSTI. “
   “O gitu yah…,” sambutku.
   “Oleh karena itu ada orang bijak berkata:  KALAU KAU MENGEJAR MATERI LEBIH DULU, SPIRITUALMU SANGAT MUNGKIN  TAK AKAN KAU DAPATKAN.  DAN BAHKAN, MATERI YANG KAU KEJAR PUN, TAK AKAN KAU DAPATKAN. Sebaliknya : JIKA KAU MENGEJAR SPIRITUAL DULU, TENTU SAJA DENGAN CARA DAN AJARAN YANG BENAR, MAKA OTOMATIS MATERI AKAN KAU DAPATKAN, KARENA GUSTI YANG MENGASIHIMU SUDAH MENYEDIAKAN.”
   Aku mangngut-mannggut merasakan kebenaran ucapan Bendol
  “Lalu agar kita bisa mengenali sukma kita sendiri gimana, Bos?” tanyaku kemudian.
   “Ya berdialog-lah dengannya…”
   “Caranya?”
   “Berdialog dengan sukma kita sama atinya kita berdialog dengan Gusti.”
   “Caranya?” kejarku
   “Ya mendekatlah kepada Gusti.”
   “Caranya?”
   “Kamu ini ngetes apa emang bloon?” sergah Bendol akhirnya.
   Aku cuma garuk-garuk kepala lagi.
   “Mintalah petunjuk langsung pada Gusti,” lanjut Bendol.
   “Caranya gimana….? Sori Bos, aku emang gak tahu. Hehe….”
   “Dengan MESU BUDI,  meningkatkan KAWRUH DAN LAKU.”
   Aku garuk-garuk kepala lagi.
   “Kamu mau ngomong: CARANYA?, gitu kan?”
   “Iya. Hehe….”
   Bendol tersenyum melihat mukaku  yang bloon. Lalu katanya, “Dengan MEDITASI kau akan bisa BERTANYA KEPADA DIRIMU SENDIRI.”
   Aku masih belum mengerti benar arti ucapan Bendol. Sayang mobil sudah berhenti karena sudah sampai di tujuan. Bendol pun melakukan aktifitasnya.
   Aku cuma duduk di bawah pohon.
   Mencoba memahami ucapan Bendol.


   By: Susilo Pranowo

  
  
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.