Suatu hari Babi bertemu dengan Sapi.
“Wah, tampaknya kamu makin makmur saja nih…,” gurau Babi.
“Makmur gimana maksudmu?” balas Sapi.
“Makmur ya makmur. Badanmu itu lho, kelihatan gemuk. Kalo hidupmu gak makmur, bagaimana bisa gemuk?”
“Ya beginilah...,” Sapi merendah. “Eh, tapi kulihat kamu juga cukup makmur kukira….”
“Kok tahu?” Babi mulai jumawa.
“Ya tahu aja. Kulitmu itu tampak halus dan bersih. Mana bisa seperti itu kalau kamu tidak hidup dalam kemakmuran.”
“Ya emang sih. Semua ini berkat pemberian Tuhanku.”
“Eh ngomong-ngomong…, boleh kasih tahu gak ,siapa Tuhanmu?” Sapi menyelidik.
“Tuhanku ya Tuhanku. Emang kamu sendiri tidak ber-Tuhan apa?” Babi tambah jumawa.
“Aku ya ber-Tuhan juga dong…,” ungkap Sapi kalem.
“Kalo emang kamu ber-Tuhan, siapa Tuhanmu?”
“Tuhanku ya Tuhanku.”
“Siapa?” Babi memburu.
“Apa itu penting bagimu?”
“Ya jelas penting! Aku ingin tahu sampai sejauh mana kebenaran yang diajarkan Tuhanmu?!”
“Kamu kok jadi kayak emosi gitu sih, Bi. Kebenaran yang dibawa Tuhan kan cuma satu. Dan itu tercermin dalam tingkah-laku umat yang meyakininya.”
“O tidak, ajaran Tuhanku adalah yang paling benar!” Sahut Babi yakin.
“Masa’ sih?”

“Masa’ sih?”
“Kamu emang tolol, Pi!
“Masa’ sih?”
Mendengar ucapan Sapi yang terkesan mengejek itu, darah Babi naik. Sapi hendak ditendangnya.
“Eiiiittt… tungguuu…!” cegah Kodok yang tiba-tiba muncul.
Babi mengurungkan niatnya. Dia langsung memelototi Kodok yang buruk rupa, dekil, tak terurus.
“He hewan jelek! Ngapain kamu bela Sapi yang tolol ini?!” bentak Babi.
“Hihi…” Kodok malah tertawa. “Sahabatku Babi yang ganteng, aku tidak membela siapa-siapa….”
“Lalu kenapa kamu tadi berteriak?”
“Maaf, sedari tadi aku mendengarkan semua pembicaraanmu. Kamu ngotot kalau ajaran Tuhanmu-lah yang paling benar. Tapi tahukan kamu….?”
“Tahu apa, heh?!”
“Tuhan baru saja lewat sini. Masa’ kamu gak tahu?”
“Ah, masa’ iya?” Babi seperti tak percaya.
Kodok tak menjawab. Hewan buruk rupa itu malah ngeloyor pergi.
Sapi tersenyum, lalu pergi juga.
Babi bengong. “Masa’ iya Tuhan baru lewat sini, dan aku tidak tahu…? @#!&^)(?????!!???...?”
By : Susilo Pranowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.