Selasa, 13 September 2011

SUDAHKAH KITA DEKAT DENGAN ALLAH?


   “Aduh! Hidup di dunia ini ternyata amat sulit!”
   “Dunia ini penuh penderitaan!”
   “Kenapa hidupku bagai di neraka?!”
   Anda pernah mendengar keluh-kesah seperti itu? Atau Anda sendiri mungkin malah sering mengucapkannya, baik lisan maupun dalam hati?
   Ungkapan  di atas hanya sebagian contoh tentang KETIDAKPUASAN kita terhadap apa yang sedang terjadi pada diri kita. Ketika kita sedang tertimpa musibah, atau mungkin sedang dikejar-kejar debt collector, atau usaha kita dijegal orang, atau pada kondisi lain semacamnya,  kita seringkali berkeluh-kesah, GERUNDEL yang gak ada habisnya.
   Atau ungkapan yang lebih dalam lagi, semisal, “Ya, Allah…. Aku telah menjalankan semua perintah-Mu, menjauhi semua larangan-Mu. Tapi kenapa hidupku masih begini-begini saja?”
   Atau juga ada ungkapan yang lebih halus, “Aku telah menjalankan semua perintahmu, ya Allah. Tapi hidupku masih begini-begini saja. Tak apalah…., Engkau mungkin sedang menguji keimanan dan ketakwaanku. Oke ya Allah, aku bisa terima itu dengan lapang dada….”
   Sahabat, tentu kepercayaan Anda tentang adanya Allah tak perlu diragukan lagi. Anda  tentu juga meyakini bahwa Allah adalah zat maha kuasa yang memiliki sifat maha pengasih, penyayang, pengampun, maha kaya, Maha pemberi, maha pemurah, dll. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah: “KALAU KITA SUDAH MENJALANKAN SEMUA PERINTAH-NYA, TENTU KITA MERASA DEKAT DENGAN ALLAH, TAPI KENAPA ALLAH BELUM MAU MENGABULKAN KEINGINAN KITA?”
   Saya yakin Anda menjawab:” ITU RAHASIA ALLAH, ALLAH TAHU APA YANG TERBAIK BAGI KITA, ALLAH SEDANG MENGUJI KESIAPAN KITA, DLL”.
   Tapi benarkah begitu?
   Jika Anda dekat dengan Pak RT, saya yakin Anda akan selalu diperhatikan Pak RT. Tiap bulan dapat sembako, mendapat kemudahan dalam urusan ini-itu, dan lain-lain keuntungan akan kita dapatkan. Begitu juga kalau kita dekat dengan Pak Lurah.  Sangat mungkin sekali, Anda akan ditraktir ketika bertemu dengan beliau saat di warung, ngurus KTP juga gampang. Dan jika Anda punya keterampilan tertentu, Pak Lurah akan memanfaatkan keterampilan Anda itu agar Anda mendapatkan uang melalui proyek-proyek kelurahan.
   Coba sekarang Anda bayangkan andai Anda dekat dengan bapak presiden kita SBY! Apa yang akan Anda dapatkan?  Hidup Anda akan jadi sangat mudah, bukan?
   Ketiga analogi di atas hanya contoh  yang sedikit-banyak bisa mewakili apa yang akan saya sampaikan.  Bisa Anda terima?
   Kalau Anda bisa menerima perumpamaan itu, coba sekarang Anda bayangkan juga jika Anda benar-benar dekat dengan Allah, apa yang akan Anda dapatkan? Jika dekat dengan SBY saja hidup Anda bisa enak dan nyaman, apalagi dekat dengan Allah yang notabenenya punya sifat maha kuasa, maha kaya, dll. Hidup Anda akan jauh LEBIH ENAK DAN NYAMAN, bukan?
   Sahabat, Allah itu menurut prasangka kita. Dia akan dekat, kalau kita mendekat.  Dia akan jauh kalau kita menjauh. Orang yang tekun ibadahnya pasti dekat dengan Allah. Betul! Betul sekali! Tapi kenapa ada orang yang tekun ibadahnya kok hidupnya masih susah?
   Tentu ada missing link. Dalam kita manembah kepada Allah pasti ada yang kurang benar. Benarkah kita beribadah sudah menyerahkan diri secara bulat? Atau ibadah kita hanya sekadar melepas kewajiban?
   Sahabat,  manusia yang ibadahnya benar akan terefleksi dalam tingkah-lakunya.  Kita baik kepada Allah, apakah kita juga baik kepada manusia? Sebenarnya, SEMUA KEBAIKAN MANUSIA ADALAH UNTUK KEBAIKAN DIRINYA SENDIRI.

By: Susilo Pranowo