Jumat, 30 November 2012

MISKIN BOLEH, TAPI HARUS SOMBONG



Si miskin bertemu dengan si kaya. Terjadi obrolan cukup serius.
Si miskin: "Ah, kenapa mesti susah-payah mencari HARTA? Toh, kita kalau mati nanti tidak akan membawanya."
Si kaya: "Tapi HIDUP MISKIN itu serba repot. Mau gini tidak bisa, mau gitu tidak bisa."
Si miskin: "Kalau semua itu bisa disyukuri, maka tidak ada lagi kata REPOT."
Si kaya cuma mengangguk-angguk
saja. Lalu diajaknya Si miskin berjalan kaki memasuki sebuah kampung. Di situ jadi kentara betul perbedaan antara si kaya dan si miskin. Hampir semua orang menyapa ramah pada si kaya. Sementara kepada si miskin, orang menganggapnya biasa-biasa saja.
Si kaya: "Sekarang kamu tahu PERBEDAAN kita...?"
Si Miskin: "Ya aku tahu. Orang-orang lebih MENGHORMATIMU. Tapi..., aku tidak butuh itu. Aku hanya butuh TEMPAT YANG LAYAK di sisi Tuhan."
Terjadilah PEREDEBATAN. Tapi kemudian si kaya mengajak si miskin masuk ke sebuah warung.Setelah minum kopi dan makan jajanan, si kaya segera membayar kepada si pemilik warung.
Si miskin: "Terimakasih. Kau mau mentraktirku. Aku sedang tidak punya uang."
Si kaya: "Ah, tidak perlu dipikirkan. Hanya uang kecil. Tapi yg perlu kau ingat..., sudahkah kau menyadari SATU PERBEDAAN LAGI di antara kita?"
Si miskin: "Ya aku tahu. Tapi aku tetap tidak butuh harta dunia."
Sebelum terjadi perdebatan lagi, si kaya mengajak meneruskan perjalanan. Kali ini mereka lewat pinggir jalan raya. Tapi malang tak dapat ditolak. Mereka berdua terserempet mobil. Luka yg mereka dapatkan relatif sama. Dan mereka juga sama-sama pingsan. Sampai disini mereka jadi berpisah.
Sebulan kemudian, si kaya tampak sudah sembuh. Lalu bertandang ke rumah si miskin. Ternyata, si miskin masih terbaring sakit di rumahnya.
Si kaya: " Bagaimana keadaanmu?"
Si miskin: "Jangan mengejek! Tahu aku masih sakit, kenapa mesti bertanya...?!"
Si kaya: "Oh, maaf. Tapi kau sudah berobat, bukan?"
Si miskin: "Tentu saja sudah. Tapi kini aku tak bisa beli obat lagi."
Si kaya: "Itulah PERBEDAAN LAGI di antara kita."
Si miskin terdiam. Cuma mengelus-elus borok di kakinya yang tak kunjung sembuh.
Si kaya: "Kau tidak mau MENCARI HARTA ... karena kau MEMANG TIDAK MAU.... atau HANYA BERKILAH SAJA untuk menutupi KETIDAKMAMPUANMU...?????
Si miskin: (tersinggung dan marah) "Kurang ajar kau! Biarlah aku miskin di mata MANUSIA, tapi aku kaya di mata TUHAN!
Si kaya tidak mau berdebat lagi. Ia pun segera minta pamit. Tapi dalam hati ia menggumam....," Sudah miskin, sombong pula!"

By: Susilo Pranowo


Sabtu, 13 Oktober 2012

PENCARI BUNGA KAMBOJA


Selama 4 hari kemarin, saya “sibuk”  menunggui tukang batu yang BIKIN PONDASI MAKAM 6  kerabat saya. Makam itu adalah kedua embah saya, ayah saya, adik saya, dan 2 keponakan saya. Ada 1 hal yang saya merasa perlu menyampaikan kepada para sahabat tentang apa yang saya dapat dari kesibukan saya (yang sebenarnya tidak sibuk) itu.

Dari pagi sampai menjelang sore,  banyak orang secara bergantian MEMUNGUTI BUNGA KAMBOJA  yang berjatuhan di hampir seluruh area makam. Mereka itu tidak ada yang tidak keduman (kebagian). Semua pencari bunga kamboja PASTI MENDAPATKAN APA YANG DICARINYA.

Pak tukang dan tiga pembantunya sama-sama memberi keterangan kepada saya kalau bunga-bunga kamboja yang telah dikeringkan (dengan dijemur di terik matahari) BISA LAKU SAMPAI 80 RIBU PERKILO. Wuih…, lumayan juga, gumamku. Pantas begitu banyak orang yang mencarinya.

Dari anak-anak usia SD sampai embah-embah ubanan   “tekun” memunguti satu demi satu bunga kamboja yang dicarinya, tanpa berniat memanjat pohon ataupun memakai galah untuk merontokkan bunga-bunga kamboja itu. Semua pencari bunga seperti sudah punya “kode etik” untuk TIDAK MELAKUKAN KECURANGAN. Saya jadi berpikir…, apakah ini sebuah gambaran bahwa Tuhan itu MEMBERIKAN REZEKI kepada umatnya tanpa perlu dikhawatirkan… bahwa TIDAK AKAN ADA YANG TIDAK KEBAGIAN.
Sahabat…, suatu waktu memang ada perlunya KITA MEMBURU REZEKI sampai ibarat kepala dijadikan kaki dan kaki dijadikan kepala. Bisa jadi kita juga pernah TENDANG SANA TENDANG SINI,  embat sana embat sini. Kita tak peduli lagi apakah yang kita lakukan itu benar atau salah, apakah itu MERUGIKAN ORANG LAIN ATAU TIDAK.

Memang benar, seenak-enaknya ORANG MISKIN tetap lebih enak jadi ORANG KAYA YANG HIDUPNYA ENAK.  Namun…, jika kita masih saja PUNYA KEINGINAN UNTUK MEMPERKAYA DIRI SENDIRI TANPA MEMPEDULIKAN ORANG LAIN, ada baiknya KITA BELAJAR PADA MEREKA PARA PENCARI BUNGA KAMBOJA ITU.

By: Susilo Pranowo
                                                                                                                               

Jumat, 07 September 2012

BELILAH NASI


Siang itu Udin sedang bermain seorang diri. Tiba-tiba ia mendengar suara ayahnya memanggil.

   “Belilah nasi,” perintah sang ayah seraya menyodorkan sejumlah uang.
   Tanpa pikir panjang, Udin pergi  RUMAH MAKAN PADANG. Walau untuk itu ia harus berjalan cukup jauh. Terpanggang terik matahari pula. Tapi sesampai di rumah, nasi itu cuma disuruh meletakkan di meja. Tanpa disentuh oleh sang ayah.
   “Belilah nasi lagi,” untuk kedua kalinya sang ayah memberi perintah yang sama, tentu saja sambil memberikan sejumlah uang.
   Udin termasuk ANAK YANG PATUH. Meski pikirannya dipenuhi  tanda tanya, ia melaksanakan juga perintah ayahnya.  Kali ini ia beli di WARTEG. Tempatnya tidak seberapa jauh. Tapi di warteg itu, ia harus rela antri setengah jam.
   Tapi…, sesampai di rumah sang ayah juga menyuruh meletakkan nasi itu di meja. Sang ayah memberi uang lagi. “Belilah nasi,” perintah ini terulang untuk ketiga kalinya.
   Udin tidak menggerutu. Tapi kali ini ia membeli nasinya cuma di WARUNG KECIL DEKAT RUMAHNYA. Dan ia pun kembali ke rumah.
   “Makanlah…,” perintah sang ayah.
   Udin terdiam seperti ingin mendengar penjelasan dari ayahnya.
   “Aku tahu siang ini waktunya makan…,” ujar sang ayah, “Maka kusuruh engkau beli nasi.  Sayangnya engkau salah menafsirkan perintah ayah. Engkau beli NASI PADANG,  makanan yang TERLALU PEDAS TIDAK BAIK BAGI LAMBUNGMU?  Engkau beli NASI WARTEG, yang masakannya terlalu banyak VITSIN.  Bahan kimia itu juga tidak baik bagi kesehatanmu. Lalu ketika ayah tahu engkau beli NASI DI WARUNG SEBELAH, ayah segera menyuruhmu MEMAKANNYA, karena ayah tahu NASI PECEL CUKUP MENGANDUNG GIZI, dan engkau JUGA  MENYUKAINYA.”

Sahabat…., cerita di atas hanya sebuah ANALOGI.  Ketika kita MENJALANKAN PERINTAH TUHAN, itu dimaksudkan untuk KEBAIKAN MANUSIA ITU SENDIRI. Bukan untuk KEPENTINGAN TUHAN. Tuhan tidak butuh DISEMBAH, DIPUJI, DIAGUNG-AGUNGKAN. Tanpa disembah, Tuhan tetap DZAT YANG MAHA BESAR DAN MAHA BERKUASA. Tanpa dipuji dan diagung-agungkan,  Tuhan tetap DZAT YANG MAHA BAIK DAN PENUH KASIH.
Faktanya…., banyak di antara kita jadi UDIN-UDIN YANG SALAH MENG-INTERPRETASI-KAN PERINTAH TUHAN. Kita memakai CARA YANG BERLIKU-LIKU DAN MEREPOTKAN  untuk melaksanakan perintah.  Bagi yang sudah tahu CARA YANG MUDAH, mungkin sekali dia akan bilang, “Ah, gitu aja koq repot!”
By: Susilo Pranowo


Selasa, 04 September 2012

PERMINTAAN SUAMI


Suatu hari Amir berkata pada istrinya dengan nada yang tak biasanya.

“Wahai istriku,” kata Amir, “Apakah engkau masih mencintaiku.”
“Tentu saja,” jawab Aminah tanpa ragu.
“Kalau begitu engkau pasti ingin membuatku bahagia, bukan?”
“Tentu saja,” Aminah masih belum tahu kemana arah bicara suaminya.
“Istriku…., aku ingin menikah lagi.”
Barulah Aminah terperanjat.
“Bagaimana istrIku, boleh tidak?”
Lidah Aminah kelu. Tak mampu menjawab. Wanita mana yang ingin dimadu?
“Daripada aku berzinah dan melakukan dosa, bukankah lebih baik aku menikahi wanita itu?” bujuk Amir. “Bukankah halal hukumnya, seorang lelaki memiliki lebih dari 1 istri?”
“Hukum mana yang engkau jadikan dalih?” ketus suara Aminah kini.
“Tentu saja hukum agama. Bukankah Rasul juga demikian?”
“Suamiku…, bertanyalah kepada hati nuranimu…., lakukan perenungan yang dalam…., apakah keinginanmu untuk MENIKAH LAGI karena mengikuti apa yang telah dilakukan Rasul….? Atau hanya untuk PELAMPIASAN NAFSUMU SEMATA…?”
“Yang jelas aku ingin terhindar dari dosa!” Amir masih berdalih.
“Sadarkah kau, wahai suamiku…, dalam proses mengenal wanita itu…, sudah berapa banyak DOSA YANG TELAH KAU PERBUAT? Bukankah sebelumnya engkau telah BERZINAH MATA, BERZINAH PIKIRAN…, terlebih lagi… engkau TELAH MENGKHIANATIKU, MENYAKITI HATIKU.  Apakah itu semua belum merupakan dosa..????”
“Tapi Rasul juga melakukan itu…!”
“Tapi aku TIDAK MAU DIMADU…!!!!”
Dan pertengakaran pun terjadi.
Ramai sekali….

Sahabatku semua…, KEINGINAN ADALAH WUJUD DARI NAFSU. Dengan dalih meniru perbuatan Rasul, berapa banyak WANITA YANG TELAH TERSAKITI…???  Ini hanya contoh kecil dari sekian banyak manusia yang sebenarnya tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, lantas bersembunyi dan berlindung di balik AJARAN AGAMA.  Bom-bom pun diledakkan dengan menganggapnya sebagai pelaksanaan firman Tuhan.  Perbuatan anarkis pun dihalalkan dengan dalih membela dan menegakkan tiang agama.

Sahabat,  saya yakin, orang yang WARAS MENTAL SPIRITUAL tentu tidak akan melakukan hal seperti itu! Mari  menjalankan perintah agama dengan PIKIRAN YANG WARAS dan PEMAHAMAN YANG BENAR.  Tidak ada EFEK NEGATIF dari CINTA KASIH.  Bila masih ada orang tersakiti dari perbuatan cinta kasih kita, itu artinya kita belum  BERCINTA KASIH DENGAN BENAR. Tidak ada PEMBELAAN AKIDAH AGAMA YANG BENAR dengan MEMAKSAKAN KEHENDAK KEPADA ORANG LAIN.
By: Susilo Pranowo

Kamis, 03 Mei 2012

KESELARASAN



Semalam,  salah seorang teman saya berkunjung. Teman saya ini sungguh saya kagumi karena PERJUANGAN HIDUPNYA. Kegigihannya ibarat MESSI yang sedang mencoba membuat GOAL ke gawang lawan.  Cuman bedanya…, kalau teman saya terus berjuang gigih sepanjang usianya, kalau Messi cuman sepanjang 2 X 45 menit. Hehehe….

Ketika itu saya sedang browsing, cari-cari informasi tentang USAHA CUTTING STICKER. Karena, ada teman lain yang mengajak BERMITRA USAHA.  Tapi ketika saya ceritakan tentang  hal itu, teman saya yang baru berkunjung ini bilang dengan tegas. “Tidak usah.”

“Kenapa?” tanya saya heran.  Teman saya ini lalu bercerita tentang  “SEPAK TERJANG”  teman saya yang mengajak bermitra usaha (yang tentu saja, belum saya ketahui). Ceritanya melingkar ke teman-teman saya yang lain. Sehingga, saya pun MEMPERCAYAI cerita teman saya ini. Saya pun memutuskan untuk MEMBATALKAN atau paling tidak MENUNDA  bermitra usaha cutting sticker. Dari hasil browsing saya ketahu bahwa harga MESIN CUTTING STICKER cukup murah, saya berencana untuk membeli sendiri  alias tidak perlu lagi REKANAN.

Teman saya bilang, “Tidak semua teman itu baik. Yang kelihatan baik, tidak sepenuhnya baik. Apalagi kalau itu sudah menyangkut uang.”  Bang Napi juga bilang: “Waspadalah! Waspadalah!” Hehehe….
Sahabatku semua…, GOAL SETTING menentukan HASIL.  Maka, ciptakan  GOAL SETTING YANG TINGGI UNTUK MENGHASILKAN HASIL YANG TINGGI PULA.  Dan kalau kita MERASA KESULITAN MENCAPAI HASIL YANG TINGGI ITU, maka CARILAH REKANAN.  Ada analogi sederhana. Misal rumah Anda di Surabaya, dan hendak pergi ke Jakarta untuk mengambil  SEJUMLAH UANG. Jika Anda perginya dengan NAIK SEPEDA, bukankah ini akan banyak memakan waktu dan tenaga? Beda sekali kalau Anda mengajak teman Anda yang PUNYA MOBIL untuk MENGAMBIL UANG ITU. Mesti Anda harus BERBAGI PENDAPATAN, tapi bukankah cara ini JAUH LEBIH EFISIEN?

Sekarang yang jadi pertanyaan:  APAKAH HARUS SEPERTI ITU….??? Ternyata tidak! Kalau Anda mampu meningkatkan KEMAMPUAN ANDA SENDIRI,  Anda TIDAK HARUS MENCARI REKANAN.  Justru ADANYA REKANAN BISA BERARTI PEMBOROSAN.
Ada sebuah analogi lagi… Suatu hari Badu menemukan sebuah LUBANG yang didalamnya terlihat sebuah KALUNG MUTIARA. Badu berusaha mengambil kalung itu. Tapi lubang itu TERLALU DALAM. Ia berusaha lagi. Tapi lubang itu tetap terlalu dalam.  Badu merenung dan memutar akal. Tak lama matanya segera berbinar. Di benaknya tercetus sebuah pikiran bahwa  BUKAN LUBANGNYA YANG TERLALU DALAM, TAPI JANGKAUAN TANGANNYA-LAH YANG TERLALU PENDEK.  Maka, diambilnya-lah SEBATANG RANTING. Dan kalung mutiara itu pun BERHASIL DIAMBILNYA.

Sahabatku semua,  istilah GOAL SETTING  sudah sering dibahas oleh para MOTIVATOR ataupun seorang TRAINER. Namun ada yang tak kalah pentingnya dengan hal itu, yaitu GOAL  PRAYING. Goal setting lebih tertuju pada  POSITIVE THINGKING, sementara goal praying menekankan pada POSITIVE  FEELING. Semua manusia dan seluruh alam semesta  BERADA DALAM GENGGAMAN  Zat Tuhan, Sang Pencipta, Sang Maha Kaya. Seluruh alam semesta ini bergerak bersama, berpusaran dalam keseimbangan yang sempurna. Karenanya, setiap komponen alam semesta harus selalu sinkron dengan gerakan makrokosmos ini. Inilah inti dari Hukum Ketertarikan Universal, yaitu KESELARASAN.

HASIL AKHIR merupakan kombinasi dari usaha, niat dan DOA, dengan penekanan pada rasa SYUKUR.  Anda semua percaya bukan bila SYUKUR adalah BIBIT YANG HARUS DITANAM untuk bisa MEMANEN BUAH BERKAH . Komponen-komponen inilah yang akan menciptakan KESELARASAN.  Tuhan itu MAHA KAYA. Maka jika kita TELAH MENEMUKAN KESELARASAN,  tak ada alasan lagi untuk kita MENJADI MISKIN.

By: Susilo Pranowo