Suatu hari Amir berkata pada istrinya dengan nada yang tak biasanya.
“Wahai istriku,” kata
Amir, “Apakah engkau masih mencintaiku.”
“Tentu saja,” jawab
Aminah tanpa ragu.
“Kalau begitu engkau
pasti ingin membuatku bahagia, bukan?”
“Tentu saja,” Aminah
masih belum tahu kemana arah bicara suaminya.
“Istriku…., aku ingin
menikah lagi.”
Barulah Aminah
terperanjat.
“Bagaimana istrIku, boleh
tidak?”
Lidah Aminah kelu. Tak
mampu menjawab. Wanita mana yang ingin dimadu?
“Daripada aku berzinah
dan melakukan dosa, bukankah lebih baik aku menikahi wanita itu?” bujuk Amir.
“Bukankah halal hukumnya, seorang lelaki memiliki lebih dari 1 istri?”
“Hukum mana yang engkau
jadikan dalih?” ketus suara Aminah kini.
“Tentu saja hukum agama.
Bukankah Rasul juga demikian?”
“Suamiku…, bertanyalah
kepada hati nuranimu…., lakukan perenungan yang dalam…., apakah keinginanmu
untuk MENIKAH LAGI karena mengikuti apa yang telah dilakukan Rasul….? Atau
hanya untuk PELAMPIASAN NAFSUMU SEMATA…?”
“Yang jelas aku ingin
terhindar dari dosa!” Amir masih berdalih.
“Sadarkah kau, wahai
suamiku…, dalam proses mengenal wanita itu…, sudah berapa banyak DOSA YANG
TELAH KAU PERBUAT? Bukankah sebelumnya engkau telah BERZINAH MATA, BERZINAH
PIKIRAN…, terlebih lagi… engkau TELAH MENGKHIANATIKU, MENYAKITI HATIKU. Apakah itu semua belum merupakan dosa..????”
“Tapi Rasul juga
melakukan itu…!”
“Tapi aku TIDAK MAU
DIMADU…!!!!”
Dan pertengakaran pun
terjadi.
Ramai sekali….
Sahabatku
semua…, KEINGINAN ADALAH WUJUD DARI NAFSU. Dengan dalih meniru perbuatan Rasul,
berapa banyak WANITA YANG TELAH TERSAKITI…???
Ini hanya contoh kecil dari sekian banyak manusia yang sebenarnya tidak
mampu mengendalikan hawa nafsunya, lantas bersembunyi dan berlindung di balik
AJARAN AGAMA. Bom-bom pun diledakkan dengan
menganggapnya sebagai pelaksanaan firman Tuhan.
Perbuatan anarkis pun dihalalkan dengan dalih membela dan menegakkan
tiang agama.
Sahabat, saya yakin, orang yang WARAS MENTAL SPIRITUAL tentu tidak akan melakukan hal seperti itu! Mari menjalankan perintah agama dengan PIKIRAN YANG WARAS dan PEMAHAMAN YANG BENAR. Tidak ada EFEK NEGATIF dari CINTA KASIH. Bila masih ada orang tersakiti dari perbuatan cinta kasih kita, itu artinya kita belum BERCINTA KASIH DENGAN BENAR. Tidak ada PEMBELAAN AKIDAH AGAMA YANG BENAR dengan MEMAKSAKAN KEHENDAK KEPADA ORANG LAIN.
By:
Susilo Pranowo
Super sekali! Ijin copas.
BalasHapus