Rabu, 29 September 2010

BAGAIMANA MENGGALI IDE?


   Penulis atau pengarang kerap terjebak pada ide atau gagasan apa yang hendak dituangkan ke dalam tulisan.  Memang, ide bisa muncul atau timbul begitu saja dalam kepala. Tapi, apakah selamanya kita akan menunggu ide itu muncul, baru kita membuat sebuah tulisan?
   Boleh jadi begitu. Namun untuk seorang penulis produktif, hal yang demikian itu sangat tidak berlaku. Bagaimana bila Anda dikejar deadline?
   Ide bisa digali atau dicari. Bukalah mata Anda lebar-lebar! Bukan Cuma mata lahir Anda. Mata hati dan mata pikiran Anda! Misal...,  saat ini Anda sedang terbentur dalam sebuah masalah. Buka pikiran Anda! Tambahkan imajinasi. Apa masalah Anda? Kenapa hal itu bisa terjadi? Dengan tambahan imajinasi, bikin masalah itu tambah rumit. Ciptakan tokoh-tokoh imaji! Masalah... masalah.... bikin ruwet... bukin rumit!
   Namun ingat,  sebuah cerita... baru enak dinikmati kalau ada klimaks. Masalah yang diciptakan tak harus ada konklusi atau jalan keluar. Biar pembaca yang menyimpulkan sendiri. Anda pernah menonton film yang endingnya masih mengambang, bukan? Tak ada penutup cerita, tapi film itu enak ditonton. Yah, seperti itulah....
   Misal lagi, saat Anda sedang baca koran. Anda lihat sebuah berita yang menurut Anda menarik. Dari situ,  ambillah alur kejadiannya sebagai ide cerita.
   Dan masih banyak hal-hal di sekeliling kita yang bisa dijadikan ide cerita, tanpa perlu menunggu.... Gampang kan?

Kamis, 23 September 2010

BAGAIMANA MENGAWALI KARANGAN SUPAYA MENARIK?


   Ketika sudah berada di depan komputer ataupun mesin ketik, kita sering bingung memilih kata atau kalimat untuk mengawali karangan. Padahal ide atau gagasan, atau bahkan jalan cerita, sudah berada di dalam kepala. Apa atau bagian mana yang harus kita tulis dulu?
   Itu hal yang sangat, sangat, sangat biasa. Jangankan penulis pemula, penulis kawakan pun kerap mengalami hal semacam ini. Kenapa bisa begitu?
   Harap diingat! Daya tarik sebuah tulisan ataupun karangan bermula pada pemilihan dan penempatan kata di paragraf pertama. Bagaimana pembaca menaruh minat untuk meneruskan bacaannya kalau tidak ada ketertarikan di awal membacanya?
   Langsung pada topik. Kita ambil sebuah contoh kalimat pembuka pada sebuah cerpen :

   "Aduh! Mati aku!" Kucari sumber suara itu. Aku tak melihat apa-apa. Aku panik. Bayangan orang terbunuh..., darah..., membuatku menggigil. Ya Allah, apa yang terjadi?
   “Ahhh...!” Suara itu terdengar lagi. Tapi kali ini terdengar lemah. Hanya mengiang di telingaku. Kutebarkan pandangan. Aku tak melihat apa-apa. Tak melihat siapa-siapa. Hanya keremangan senja!
   Rasa takut semakin menghunjamku. Kuambil seribu langkah. Kutinggalkan tempat itu seperti habis melihat setan. Ya Allah, lindungi aku..., pintaku dalam hati. Namun tiba-tiba..., diiringi suara ledakan keras, kurasakan tubuhku limbung..., lalu melayang....
   Setelah membaca prolog di atas, apa yang kemudian ada dalam benak Anda? Tentu sebuah pertanyaan, apa sebenarnya yang sedang terjadi pada tokoh AKU. Nah, dari pertanyaan itu Anda butuh jawaban, bukan? Dan jawaban itu hanya akan Anda peroleh jika Anda mengikuti terus alur cerita di atas.
   Sekarang jelas bukan, untuk menjawab pertanyaan BAGAIMANA MENGAWALI KARANGAN SUPAYA MENARIK  adalah timbulkan tanda tanya atau rasa penasaran di awal karangan Anda.