Bendol punya anak satu, namanya Bondet. Suatu kali ia mengajak anaknya ke mall untuk beli baju. Setelah berputar-putar agak lama di lantai 1, Bondet menemukan baju yang cocok dengan seleranya.
“Kamu suka dengan baju itu?” tanya Bendol.
“Ya tentu dong, Pa…,” jawab Bondet. “Lihat ni… baju impor. Bagus sekali. Aku sangat suka…”
“Yakinkah kamu, baju itu cocok dan pas untuk kamu?”
Bondet bengong sejenak. Tapi ia segera memahami perkataan ayahnya. Ia kemudian mencoba baju pilihannya ke kamar pas.
“Bagaimana? Pas dan enak dipakai?” tanya Bendol kemudian.
“Sebetulnya agak kurang nyaman, tapi gak pa-pa lah…” sahut Bondet.
Akhirnya Bendol membeli baju pilihan anaknya. Karena punya waktu cukup panjang, Bendol mengajak anaknya jalan-jalan ke lantai 2. Di sana ternyata ada banyak baju bagus.
“Baju ini lebih bagus dari yang tadi,” ungkap Bondet gembira. “Ini juga baju impor lho, Pa…. Belikan aku lagi ya, Pa….”
“Apakah baju itu cocok untukmu?” tanya Bendol bijak.
“Tentu, Pa. Ni coba lihat… . Ya kan?”
Bendol tak berkomentar, tapi tetap menuruti kemauan anaknya.
Bondet pun senang hatinya. Ia mengajak ayahnya ke lantai 3. Tapi lagi-lagi ia menemukan baju yang bagus.
“Belikan aku satu lagi ya, Pa?” rengek Bondet.
“Boleh. Tapi apakah baju itu cocok untukmu?” sambut Bendol.
“Tampaknya yang ini lebih cocok untukku.”
Dan Bendol pun membelikan baju anaknya untuk yang ketiga kalinya. Bukan main gembiranya Bondet saat itu. Tapi ia masih belum ingin pulang. Ia mengajak ayahnya melihat-lihat ke lantai 4.
“Eh, itu ada baju bagus lagi, Pa…,” tunjuk Bondet kemudian.
“Yang mana?”
“Itu… yang ijo itu. Kayaknya itu lebih cocok untukku deh…..”
Bondet menepuk bahu anaknya seraya berkata, “NAK, BERPIKIRLAH SEBELUM MEMILIH. SEBAIK-BAIK BAJU YANG AKAN KAU PAKAI, AKAN LEBIH BAIK KALAU ITU SESUAI DENGAN KEPRIBADIANMU, SESUAI DENGAN HATI NURANIMU. JANGAN LIHAT BAJU DARI TAMPILAN LUARNYA SAJA….”
***
By: Susilo Pranowo