Jumat, 07 September 2012

BELILAH NASI


Siang itu Udin sedang bermain seorang diri. Tiba-tiba ia mendengar suara ayahnya memanggil.

   “Belilah nasi,” perintah sang ayah seraya menyodorkan sejumlah uang.
   Tanpa pikir panjang, Udin pergi  RUMAH MAKAN PADANG. Walau untuk itu ia harus berjalan cukup jauh. Terpanggang terik matahari pula. Tapi sesampai di rumah, nasi itu cuma disuruh meletakkan di meja. Tanpa disentuh oleh sang ayah.
   “Belilah nasi lagi,” untuk kedua kalinya sang ayah memberi perintah yang sama, tentu saja sambil memberikan sejumlah uang.
   Udin termasuk ANAK YANG PATUH. Meski pikirannya dipenuhi  tanda tanya, ia melaksanakan juga perintah ayahnya.  Kali ini ia beli di WARTEG. Tempatnya tidak seberapa jauh. Tapi di warteg itu, ia harus rela antri setengah jam.
   Tapi…, sesampai di rumah sang ayah juga menyuruh meletakkan nasi itu di meja. Sang ayah memberi uang lagi. “Belilah nasi,” perintah ini terulang untuk ketiga kalinya.
   Udin tidak menggerutu. Tapi kali ini ia membeli nasinya cuma di WARUNG KECIL DEKAT RUMAHNYA. Dan ia pun kembali ke rumah.
   “Makanlah…,” perintah sang ayah.
   Udin terdiam seperti ingin mendengar penjelasan dari ayahnya.
   “Aku tahu siang ini waktunya makan…,” ujar sang ayah, “Maka kusuruh engkau beli nasi.  Sayangnya engkau salah menafsirkan perintah ayah. Engkau beli NASI PADANG,  makanan yang TERLALU PEDAS TIDAK BAIK BAGI LAMBUNGMU?  Engkau beli NASI WARTEG, yang masakannya terlalu banyak VITSIN.  Bahan kimia itu juga tidak baik bagi kesehatanmu. Lalu ketika ayah tahu engkau beli NASI DI WARUNG SEBELAH, ayah segera menyuruhmu MEMAKANNYA, karena ayah tahu NASI PECEL CUKUP MENGANDUNG GIZI, dan engkau JUGA  MENYUKAINYA.”

Sahabat…., cerita di atas hanya sebuah ANALOGI.  Ketika kita MENJALANKAN PERINTAH TUHAN, itu dimaksudkan untuk KEBAIKAN MANUSIA ITU SENDIRI. Bukan untuk KEPENTINGAN TUHAN. Tuhan tidak butuh DISEMBAH, DIPUJI, DIAGUNG-AGUNGKAN. Tanpa disembah, Tuhan tetap DZAT YANG MAHA BESAR DAN MAHA BERKUASA. Tanpa dipuji dan diagung-agungkan,  Tuhan tetap DZAT YANG MAHA BAIK DAN PENUH KASIH.
Faktanya…., banyak di antara kita jadi UDIN-UDIN YANG SALAH MENG-INTERPRETASI-KAN PERINTAH TUHAN. Kita memakai CARA YANG BERLIKU-LIKU DAN MEREPOTKAN  untuk melaksanakan perintah.  Bagi yang sudah tahu CARA YANG MUDAH, mungkin sekali dia akan bilang, “Ah, gitu aja koq repot!”
By: Susilo Pranowo


Selasa, 04 September 2012

PERMINTAAN SUAMI


Suatu hari Amir berkata pada istrinya dengan nada yang tak biasanya.

“Wahai istriku,” kata Amir, “Apakah engkau masih mencintaiku.”
“Tentu saja,” jawab Aminah tanpa ragu.
“Kalau begitu engkau pasti ingin membuatku bahagia, bukan?”
“Tentu saja,” Aminah masih belum tahu kemana arah bicara suaminya.
“Istriku…., aku ingin menikah lagi.”
Barulah Aminah terperanjat.
“Bagaimana istrIku, boleh tidak?”
Lidah Aminah kelu. Tak mampu menjawab. Wanita mana yang ingin dimadu?
“Daripada aku berzinah dan melakukan dosa, bukankah lebih baik aku menikahi wanita itu?” bujuk Amir. “Bukankah halal hukumnya, seorang lelaki memiliki lebih dari 1 istri?”
“Hukum mana yang engkau jadikan dalih?” ketus suara Aminah kini.
“Tentu saja hukum agama. Bukankah Rasul juga demikian?”
“Suamiku…, bertanyalah kepada hati nuranimu…., lakukan perenungan yang dalam…., apakah keinginanmu untuk MENIKAH LAGI karena mengikuti apa yang telah dilakukan Rasul….? Atau hanya untuk PELAMPIASAN NAFSUMU SEMATA…?”
“Yang jelas aku ingin terhindar dari dosa!” Amir masih berdalih.
“Sadarkah kau, wahai suamiku…, dalam proses mengenal wanita itu…, sudah berapa banyak DOSA YANG TELAH KAU PERBUAT? Bukankah sebelumnya engkau telah BERZINAH MATA, BERZINAH PIKIRAN…, terlebih lagi… engkau TELAH MENGKHIANATIKU, MENYAKITI HATIKU.  Apakah itu semua belum merupakan dosa..????”
“Tapi Rasul juga melakukan itu…!”
“Tapi aku TIDAK MAU DIMADU…!!!!”
Dan pertengakaran pun terjadi.
Ramai sekali….

Sahabatku semua…, KEINGINAN ADALAH WUJUD DARI NAFSU. Dengan dalih meniru perbuatan Rasul, berapa banyak WANITA YANG TELAH TERSAKITI…???  Ini hanya contoh kecil dari sekian banyak manusia yang sebenarnya tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya, lantas bersembunyi dan berlindung di balik AJARAN AGAMA.  Bom-bom pun diledakkan dengan menganggapnya sebagai pelaksanaan firman Tuhan.  Perbuatan anarkis pun dihalalkan dengan dalih membela dan menegakkan tiang agama.

Sahabat,  saya yakin, orang yang WARAS MENTAL SPIRITUAL tentu tidak akan melakukan hal seperti itu! Mari  menjalankan perintah agama dengan PIKIRAN YANG WARAS dan PEMAHAMAN YANG BENAR.  Tidak ada EFEK NEGATIF dari CINTA KASIH.  Bila masih ada orang tersakiti dari perbuatan cinta kasih kita, itu artinya kita belum  BERCINTA KASIH DENGAN BENAR. Tidak ada PEMBELAAN AKIDAH AGAMA YANG BENAR dengan MEMAKSAKAN KEHENDAK KEPADA ORANG LAIN.
By: Susilo Pranowo