Senin, 30 Januari 2012

KENAPA SETAN BEGITU HEBAT?


   Siang itu Bendol mengajakku menengok Amir yang DITAHAN polisi karena kasus NARKOBA.  Amir, aku, dan Bendol adalah TEMAN KARIB sejak anak-anak.  Jadi, aku tahu benar tabiat kedua temanku itu. Bendol adalah seorang figur sahabat yang  BAIK HATI dan sangat OPTIMIS memandang hidup. Sementara, Amir juga tak kalah baik hatinya. Ia berasal dari kelurga yang AGAMIS. Hanya sayang, akhir-akhir ini ia sering terkena MASALAH.  Terakhir kudengar USAHANYA KACAU, lalu  bahtera RUMAH TANGGANYA TERHANTAM BADAI,  hingga kini terpaksa ia mendekam di HOTEL PRODEO karena SABU-SABU.
   “Aku KASIHAN melihat nasib Amir…,” kataku saat aku dan Bendol sudah meluncur pulang.
   “Amir sedang NGUNDUH WOHING PAKARTI,” sahut bendol.  “Ada baiknya dia  mendekam di penjara. Dia memang harus menebus KARMA BURUK-nya.”
   “Kenapa ada KARMA BURUK? Bukankah manusia hanya sebagai OBYEK PENDERITA? Bukankah BIANG KEROK semua ini adalah SETAN?”
   Bendol tersenyum tipis.  “Setan itu tidak ada. Tapi kalau memang setan itu ada, maka justru SETAN-lah yang dijadikan KAMBING HITAM manakala MANUSIA tidak mampu MENGENDALIKAN HAWA NAFSU-nya.”
   “Kenapa GODAAN SETAN BEGITU HEBAT yah…?”

   “Ketahuilah bahwa DUNIA DAN SEISINYA ini adalah HAMPARAN ENERGI. Ada energi yang TAK TERLIHAT (INVISIBLE) dan ada energi yang TERLIHAT (VISIBLE). Salah satu PRINSIP ENERGI adalah ENERGI INVISIBLE lebih berkualitas dibanding ENERGI VISIBLE. Semakin tak terlihat, semakin kuat energi itu. FISIKA QUANTUM menjelaskan bahwa ENERGI VISIBLE berasal dari ENERGI INVISIBLE. Sesuatu yang TERLIHAT itu BERASAL dari yang TAK TERLIHAT.”
   “Lalu…?” tanyaku tak mengerti.
   “Itulah kenapa MANUSIA SERING KALAH BERPERANG MELAWAN SETAN, karena setan bisa dengan jelas melihat MANUSIA. Setan mampu menyerang manusia  dari kanan, kiri, depan dan belakang. MANUSIA tak bisa  MELIHAT sepak-terjang setan. Manusia mudah terkalahkan karena pertarungan memang  TAK SEIMBANG.  Invisible  melawan visible. Yang visible tentu mudah KO. “
    “Agar PERTARUNGAN menjadi ADIL DAN SEIMBANG bagaimana caranya?”  aku makin tertarik mendengar URAIAN LOGIS Bendol.
   “Caranya gampang saja,” jawab Bendol singkat. Ia mematikan AC mobil. Lalu menyalakan sebatang rokok.
   Aku menunggu beberapa lama, tapi Bendol tak juga melanjutkan pembicaraan. “Gimana. Ndol? Cara gampang yang bagaimana…?” tanyaku tak sabar.
    “Ya, jadikan pertarungan itu menjadi  INVISIBLE MELAWAN INVISIBLE.”
    Aku mengangguk bloon.
   “Jika pertarungan sudah demikian,  maka manusia bisa PUNYA PELUANG UNTUK MENANG,” lanjut Bendol , mengisap rokoknya dalam-dalam.
   “FAKTOR SULIT-nya adalah bagaimana cara MANUSIA agar punya KEKUATAN INVISIBLE itu…,” aku garuk-garuk kepala.
   “Itu juga gampang…,” sergah Bendol enteng.
   “Ah, masa?”
   “Energi invisible MANUSIA yang bisa digunakan untuk MELAWAN energi invisible SETAN  adalah…. Ehm, banyak sekali….”
   “Contohnya apa?”
   “Contohnya?  Hehehe…. Masa gak tahu?”
   “Jangan bikin aku penasaran dong….”
   “Kamu pasti SUDAH TAHU, hanya KURANG MENYADARINYA saja.”
   “Apa itu?”
   “Kekuatan invisible manusia itu adalah DOA, RASA SYUKUR, KESABARAN, KEJUJURAN,  HATI YANG BERSIH DAN PENUH CINTA KASIH,  SELALU BERPIKIR POSITIF. Coba kamu sebutkan yang lainnya….”
   “SHOLAT, DZIKIR, PUASA, ZAKAT DAN SEDEKAH….”
   “Betul! Tuh ternyata otakmu encer juga kan? Hehehe….”
   Tiba-tiba Bendol menghentikan laju mobilnya di depan sebuah warung.
   “Kebanyakan ngomong jadi lapar,” katanya.
   “Benar juga, “ timpalku. “Kali ini aku yang traktir yah!”
   “Memang itu mauku! Jangan lupa nanti NASI BEBEK-nya dibungkus 4. PECEL LELE-nya juga 4…. Buat yang di rumah. Hehehe….”
    “Semprul kau!”
   “Gak pakai semprul… Sambalnya disisihkan saja. Hehehe….
   Dan.., kami pun makan sekenyangnya. Sayang…, Amir tak bisa ikut menikmati NASI BEBEK atau PECEL LELE. Sayang…, Amir telah KALAH BERTARUNG MELAWAN SETAN.

By: Susilo Pranowo





Sabtu, 28 Januari 2012

SANG DURJANA CINTA



   Malam itu begitu SEPI. Dingin menusuk tulang sumsum.  Tak ada yang nampak hidup, kecuali serangga tanah yang terus menderik.  Namun hening tak jua terpecah.
   Sesosok bayangan berkelebat, berbaur dengan gelap.  Begitu ringan gerakan tubuhnya. Lesatan tubuhnya bahkan melebihi KECEPATAN terbang seekor KELELAWAR. Di belakang rumah Nasir, sosok bayangan yang ternyata seorang LELAKI bertopeng hitam ini berhenti. Tubuh kekarnya terbungkus pakaian hitam longgar, sepadan dengan warna HITAM MALAM.
   Beberapa tarikan napas kemudian, lelaki bertopeng ini mengempos tubuh, lalu duduk bersila di atas dahan POHON MANGGA JAWA  yang tinggi  menjulang. Ya benar, ia duduk bersila hanya dengan alas dahan pohon mangga yang besarnya tak lebih besar dari lengan anak-anak berumur 5 tahun!
   Lelaki yang punya ilmu peringan tubuh hebat ini menangkupkan telapak tangannya di depan dada. Matanya terpejam.  Namun bibirnya komat-kamit.  Tampaknya ia sedang merapal mantra!
   Sementara itu,  Nasir, sang empunya rumah, tengah TERTIDUR LELAP.  Sukmanya terpenjara dalam mimpi indahnya.  Besok ia hendak melangsungkan PERNIKAHAN dengan Sumirah, gadis satu desa yang telah cukup lama dipacarinya.
   Di kamar lainnya, kedua orang tua Nasir juga tampak tertidur lelap. Beberapa sanak saudara yang menginap  di rumah itu juga lelap tanpa tahu mana selatan mana utara lagi.
   Lelaki betopeng masih duduk bersila di dahan pohon mangga. Lalu tiba-tiba dari atas kepalanya keluar asap sangat tipis, yang kemudian membentuk sesosok tubuh mirip lelaki bertopeng ini. Asap itu bergerak pelan….., lalu menembus atap rumah Nasir. Bahkan kemudian, masuk ke BADAN WADAK Nasir!
   Ada sesuatu yang DIAMBIL PAKSA oleh si lelaki bertopeng. Sesuatu yang dicurinya itu adalah CINTA Nasir! Ya, sang DURJANA SAKTI ini tidak mengambil apapun di rumah Nasir, kecuali CINTA Nasir!

   Keesokan harinya….
   Keluarga Sumirah geger. Tanpa alasan yang  jelas,  Nasir MEMBATALKAN PERNIKAHAN dirinya dengan Sumirah. Padahal,  RESEPSI sudah siap dilaksanakan dan tinggal menunggu jam saja. Tidak ada orang yang sanggup NGERIH-NGERIH hati Nasir. Bahkan kedua orang tuanya sekalipun. Keputusan Nasir sudah bulat. Ia TIDAK MAU MENIKAH dengan Sumirah. Nasir merasa TIDAK KENAL, apalagi MENCINTAI Sumirah!
   Alhasil…, Sumirah jadi kalut. Rasa MARAH, BENCI, dan MALU bercampur aduk jadi satu. Ia jadi lupa diri. Ia menjerit-jerit…, lalu berlari kencang keluar rumah. Semua orang berusaha menenangkannya.
   Untuk kemudian, Sumirah memang bisa tenang…, tapi itu tak berlangsung lama. Karena keesokan harinya, Sumirah ditemukan MATI  GANTUNG DIRI  di belandar rumahnya!

   Di sana…. Masih di kawasan desa itu….
   Seorang lelaki TERTAWA SENANG. Begitu bahagianya hati lelaki ini. Tawa riangnya sanggup memecah suasana sepi desa. Menerobos dan menggoyangkan rimbunan daun.  MENGGEMA PANJANG di tebing-tebing terjal.
   “Aku bahagia! Aku bahagia…!”  teriak parau si lelaki misterius.
    
   Apa yang terjadi pada Nasir, kemudian terjadi pula pada pemuda-pemuda lain yang hendak melangsungkan pernikahan. Upacara pernikahan mereka juga mereka batalkan sehari sebelum PERHELATAN di langsungkan.  Para gadis CALON PENGANTIN yang tak mampu menahan malu dan kecewa, banyak pula yang mengakhiri hidupnya dengan GANTUNG DIRI.
  
   Sang DURJANA CINTA itu terus tertawa senang. Ia begitu bahagia melihat DERITA dan KEMATIAN di ujung matanya.  Ia terus beraksi… dan beraksi… tanpa pernah puas. Ia ikuti terus perasaan BENCI dan SAKIT HATI-nya. Ia puja AMARAH dan DENDAM  terhadap siapapun yang hendak MENGIKAT JANJI SETIA DALAM PERNIKAHAN SUCI.
   Ya! Sang durjana ini bisa berlaku SEDEMIKIAN KEJAM karena ia tak bisa MEMILIKI CINTA. Hatinya  memang telah BEKU. Ia telah MATI DALAM HDUP! Ia tidak punya CINTA.  Maka ia MEMBENCI siapapun yang MEMILIKI CINTA!
By: Susilo Pranowo

Jumat, 27 Januari 2012

CINTAKU DI LIANG LAHAT


(sebuah cerpen untuk seseorang yang aneh)

   ARMAN adalah lelaki 40 tahunan. Berperawakan sedang. Berwajah lumayan. Punya usaha yang cukup mapan.  Sepanjang usianya, ia  LEBIH BANYAK menggunakannya untuk BEKERJA DAN BERKARYA. Hobinya cuma MEMBACA dan MENULIS CERITA PENDEK.
   Apa yang  TAMPAK pada  sosok Arman adalah sesuatu yang  BIASA-BIASA SAJA.  TIDAK ADA yang ISTIMEWA. Ia juga TAK POPULER  di mata PARA WANITA walau sebenarnya ia seorang DUDA.
   Bebera minggu yang lalu Arman bertemu dengan seorang gadis cantik berumur 25 tahunan. MIRTA namanya. Sebagai seorang lelaki yang sudah cukup matang, Arman tahu bila Mirta menaruh hati padanya. Sebenarnya, Mirta  memang telah cukup lama mempehatikan Arman. Jauh sebelum pertemuan itu terjadi.
   Mirta adalah sekretaris sebuah PT yang baru saja memberikan ORDER ADVERTISING pada ARMAN. Hari-hari setelah Arman menerima order itu, ternyata jadi hari-hari YANG MENJENGKELKAN.  Hampir tiap jam, Mirta selalu menelepon, menanyakan order perusahannya. Padahal, Arman sejak awal sudah memberi tahu bahwa pekerjaan advertising itu butuh waktu 1 bulan untuk menyelesaikannya.
   “Maaf Mbak Mirta…, bukankah sudah berulang kali saya katakan bahwa pekerjaan itu masih dalam PROSES PERENCANAAN?” ujar Arman saat Mirta menanyakan lagi order perusahaannya.
   “Iya, saya tahu, Mas Arman,” tukas Mirta. “Tapi bos saya minta diselesaikan lebih cepat.”
   “Itu tidak bisa, Mbak. Dari awal sudah saya katakan bahwa pekerjaan itu butuh waktu 1 bulan.”
   “Iya tapi….”
   Mirta tak sanggup meneruskan kalimatnya. Tatap mata Arman tiba-tiba menghujam ke relung kalbunya.
   “Saya tahu… Mbak Mirta datang ke sini bukan mewakili perusahaan Mbak.”
   Satu kalimat yang terucap dengan suara berat dan tegas keluar dari mulut seorang Arman, lelaki yang memang sudah matang dan berpengalaman. Lidah Mirta jadi kelu. Kepalanya tertunduk lesu….
   “Sekarang  Mbak Mirta jujur saja. Apa yang Mbak Mirta inginkan dari saya?”
   Lidah Mirta terlanjur kaku. Mulutnya terbungkam bisu.
   “Maaf bila saya salah menebak. Apakah Mbak Mirta menginginkan SAYA SEBAGAI SEORANG PRIBADI, dan bukan lagi SEBAGAI SEORANG REKANAN KERJA…?”
   Mirta masih tertunduk, macam seorang terdakwa.
   “DIAM bisa mengandung BANYAK ARTI…,” ucap Arman kemudian, “Dalam KESENDIRIAN saya sangat suka MENGAMATI. Dan dalam PENGAMATAN YANG PANJANG,  saya memperoleh ILMU NYATA yang  sungguh sangat BERMANFAAT dalam ACUAN SAYA MENGAMBIL SIKAP. Saya bisa menebak JALAN PIKIRAN dan ISI HATI seseorang. Maaf Mbak Mirta…, bukan berarti saya lancang bila saat ini saya bisa menebak perasaan Mbak Mirta terhadap saya.”
   Mirta masih tetap diam. Bergeming pun tidak.
   “Mbak Mirta menyukai saya? Menginginkan CINTA SAYA?”
   Tebakan Arman benar-benar laksana anak panah yang meluncur tepat mengenai sasaran.
   “ Tapi perlu Anda ketahui, Mbak Mirta…, saat ini CINTA SAYA berada di SUATU TEMPAT. Apabila Mbak Mirta benar-benar menginginkan cinta saya, mari saya tunjukkan di mana cinta saya berada.”
   Dasar memang Mirta menaruh hati pada Arman, maka wanita cantik ini mau saja menuruti perkataan Arman.  Hingga tak lama kemudian, mereka berdua tampak keluar dari mobil, lalu berjalan ke suatu tempat sepi di pinggiran desa. Ternyata…, Arman membawa Mirta ke AREAL PEKUBURAN!
   “Di situlah cinta saya berada…,” Arman menunjuk sebuah makam. “Cinta saya telah TERKUBUR di LIANG LAHAT bersama jenazah ISTRI SAYA.”
   Suasana jadi hening. Tak ada lagi kata yang keluar dari mulut Arman. Perlahan Mirta memberanikan diri menatap wajah lelaki itu. Ia melihat lelehan AIR MATA  dari seorang lelaki yang biasa tampak TEGAR. Tapi kini lelaki itu telah berubah begitu LEMAH…. Penuh DUKA….  Penuh NESTAPA….  
   Arman menangis tersedu-sedan. Tangisan seorang lelaki yang telah bertahun-tahun HIDUP TANPA CINTA….
   “Maafkan saya, Mas Arman…,” ucap lirih Mirta.
   Tak ada balas ucapan dari Arman.  Ia masih berusaha MEREDAM PERANG di dalam HATINYA.
   “Maafkan saya,  Mas Arman…,” ucap Mirta lagi. “Saya tidak bermaksud menyakiti hati Mas Arman.”
   “Sayalah yang seharusnya minta maaf…,” sergah Arman tiba-tiba sambil terus menekan rasa hatinya. “Dengan tidak langsung, sayalah yang telah menyakiti hati Mbak Mirta….”
   “Tidak apa-apa, Mas…. Justru setelah melihat semua ini, saya malah yakin terhadap apa yang saat ini sedang saya rasakan.  Aku mencintaimu, Mas…. Aku benar-benar mencintaimu….”
   Ganti Arman yang melihat setitik air bening keluar dari sudut mata Mirta. “Aku bukan lelaki yang pantas engkau cintai, Mirta. Maaf….”
   “Kenapa, Mas? Apakah Mas Arman merasa aku tidak pantas…?”
   “Bukan. Bukan begitu…. Bukankah sudah kukatakan bahwa   CINTAKU TELAH TERKUBUR DI LIANG LAHAT. Aku tidak lagi punya cinta untuk diberikan kepada wanita manapun.”
   “Sebagai MANUSIA yang dikarunia AKAL DAN BUDI, Mas Arman tentu bisa menuliskan SYAIR-SYAIR CINTA lagi.”
   “Maaf…, PENA-ku telah KERING.  HATI-ku pun telah BEKU untuk menciptakan semua itu…. Dan hanya ada satu jalan dimana aku bisa mendapatkan cintaku lagi….”
   “Jalan yang bagaimana itu, Mas…?”
   “Karena cintaku berada di LIANG LAHAT, maka hanya ada satu jalan untuk mendapatkannya. Yaitu…, jalan KEMATIAN….”
   Suasana hening kembali. Tak ada yang bersuara. Hanya desir angin… menggerakkan daun-daun kamboja. Mendung mulai bergayut. Sepi….

By: Susilo Pranowo

Rabu, 25 Januari 2012

HIDUP ITU BEGINI DAN BEGONO


   Hari ini aku suntuk. Aku jenuh.  KEMARIN hidupku BEGINI. SEKARANG ya BEGINI. Besok apakah ya BEGINI-BEGINI juga…???
   Selagi aku merenung, tampak olehku sebuah mobil sedan warna hitam berhenti dengan halusnya. Yang keluar ternyata Bendol. Wah, mobil baru lagi rupanya, pikirku.
   “Kenapa air mukamu tampak keruh begitu?” tegur Bendol setelah kupersilakan duduk.
   “Aku BOSAN dengan hidup yang begini-begini terus…,” ungkapku jujur.
   “Terus maumu gimana?”
   “Itulah repotnya…, aku sendiri juga gak tahu, biar hidup tidak BEGINI-BEGINI SAJA, aku harus BAGAIMANA…?”
   “Biar hidup gak BEGINI…, ya harus BEGONO. Hehehe….”
   Aku tahu Bendol bercanda, tapi kali ini aku tak dapat melihat ada kelucuan dalam candanya. Saat Bendol menawarkan rokok, aku masih diam tak bersemangat.
   “Ketahuilah…,” ucap Bendol sembari menghembuskan asap rokoknya pelan. “Apa yang tengah kau alami ini adalah sesuatu yang WAJAR. Berjuta-juta orang MENJALANI HIDUP INI hanya sebagai RUTINITAS. Dimana sesuatu yang BERSIFAT RUTINITAS pada akhirnya pasti akan masuk pada KUBANGAN KEBOSANAN.”
   “Iya nih…, aku memang bosan dengan semua rutinitas.”
   “Itu karena engkau belum memahami MAKNA HIDUP yang sebenarnya.”
   Ucapan Bendol mulai serius.
   “HIDUP  adalah TERANG atau BERCAHAYA.  Dan karena hidup adalah terang, maka FUNGSI TERANG adalah MENERANGI YANG GELAP. Hidup bukan SEKADAR TANDA. Hidup punya makna… BERFUNGSI ATAU TIDAK. Oleh karenanya, HIDUP itu JANGAN DIPAKAI SENDIRI.”
   Aku diam, mencoba memahami ucapan Bendol.
   “ Secara fisik, hidup itu DITANDAI  adanya  SI AKU dengan adanya NYAWA , PERASAAN, dan lain-lain tanda hidup. Tapi jika seseorang masih punya dendam,  benci, marah, dan semua perasaan yg tidak enak lainnya…,  artinya ia dalam kondisi tidak hidup. Semua perasaan NEGATIF itu adalah sama artinya dengan TIDAK ADANYA TERANG.”
   “Ah, kata-katamu itu malah membuatku bingung, Ndol…,” sergahku tolol.
   Bendol  menghidap rokoknya dalam-dalam. Ia seperti mencari kata-kata yang lebih gampang kumengerti.
   “Kamu tahu bila TUGAS manusia di dunia ini adalah untuk BERKAWRUH DAN LAKU,  bukan? Setelah manusia BERKAWRUH, maka ia akan menjadi WERUH atau MENGERTI. Dan ketika ia telah menjadi WERUH, maka ia akan DIKENAL. Kalau sudah dikenal, maka akan muncul PANGGILAN. Lalu PANGGILAN inilah yang kemudian  jadi acuan untuk MENGIKUTI GUSTI  atau ber-LAKU.”
   “Ada kalimat yang lebih sederhana gak ya…?” aku garuk-garuk kepala.
   Bendol mengerutkan kening. “Gini aja deh…,” lanjutnya.  “Gusti punya kemauan apa terhadap HIDUP MANUSIA? Ada 2 jawaban, yaitu: 1. Kita harus BERKEBENARAN, melihat KEBENARAN, dan membuktikan KEBENARAN. 2. Manusia harus berkawruh dan laku….”
   “Bisa disederhanakan lagi…?  Hehehe…. Maaf ya…, kamu tahu kan, Ndol… aku memang MANUSIA BOTOL…  bodoh dan tolol. Hehehe….”
   Ganti Bendol yang garuk-garuk kepala.
   Setelah berpikir agak lama, katanya kemudian, “Sesuatu yang hidup itu harus  BERCINTA-KASIH dan WELAS ASIH.”
   “Oooo… Lalu…?”
   “Agar hidupmu tidak BEGINI-BEGINI TERUS, kamu harus BEGONO.”
   “Maksudnya?”
   “Ya kamu MAKNAI HIDUPMU dengan BERCINTA KASIH terhadap SESAMA,. Tentu saja dengan sikap yang WELAS ASIH. Dari situ engkau akan memperoleh SESUATU YANG LAIN, sesuatu yang tidak BEGINI-BEGINI SAJA. Ingatlah bahwa engkau AKAN MENUAI APA YANG TELAH ENGKAU TANAM. Pada saat engkau sedang MENUAI itulah maka  HIDUPMU TELAH MENJADI BEGONO alias TIDAK BEGINI LAGI.”
   “Oooo….”
   “Oooo apa?”
   “Kalau aku ber-cinta kasih terhadap semasa manusia, maka HIDUPKU akan TAMPAK INDAH dan PENUH MAKNA…? Jadi, tidak begini-begini terus?”
   “Ya, benar begitu,” tukas Bendol. “Ah, soal HIDUP YANG BEGINI AGAR MENJADI BEGONO…  dibahas lagi nanti saja. Aku ke sini sebetulnya mau mengajakmu iku menyelesaikan proyekku yang belum kelar.”
   Mendengar kata PROYEK, mataku langsung berbinar.
   Tak berapa lama kemudian, aku dan Bendol sudah meluncur di jalan. Namun  di sepanjang jalan itu, aku terus mencoba MENGERTI DAN MERESAPI ucapan Bendol. HIDUP AKAN MENJADI INDAH DAN PENUH MAKNA bila kita benar-benar bisa BERCINTA KASIH TERHADAP SESAMA.
   Ah, semoga aku bisa menjadi yang demikian.

By: Susilo Pranowo

  




Senin, 23 Januari 2012

MENS SANA IN CORPORE SANO


   Kalimat di atas tentu sudah tak asing lagi bagi kita semua.   Berasal dari sebuah mahakarya seorang pujangga Romawi  yang artinya: DI DALAM TUBUH YANG KUAT TERDAPAT JIWA YANG SEHAT. Tapi benarkah begitu…???  Bagaimana kalau saya balik… DI DALAM JIWA YANG SEHAT TERDAPAT TUBUH YANG KUAT…???
   Diakui atau tidak, memang ada KORELASI antara KESEHATAN RAGA dengan KESEHATAN JIWA. Mari kita TELAAH beberapa CONTOH KASUS di bawah ini.
1.       Para  PEMUKA AGAMA atau ROHANIWAN atau kaum SPIRITUALIS  bisa jadi sangat minim melakukan OLAH RAGA  untuk mendukung KESEHATAN FISIK.  Tetapi secara mental dan kejiwaan mereka  SANGAT SEHAT dibanding kita yang masih awam.  Jiwa mereka sehat karena mereka bersih dari NODA HATI dan KEINGINAN RAGAWI.  Pribadi mereka terlalu halus untuk menyakiti sesama, baik dengan ucapan, tutur kata maupun dengan perbuatan.   KESEHATAN JIWA  mereka inilah yang kemudian merefleksi ke dalam KESEHATAN RAGA mereka.
2.       Kita perhatikan pula, para PEMIMPIN PERUSAHAAN  papan atas atau para  CEO (Chief Executive Officer). Karena KESIBUKAN, mereka  tidak lagi punya waktu untuk melakukan OLAH RAGA.  Tetapi hanya melakukan aktivitas MEDITASI dan RELAKSASI. Dan dari AKTIVITAS inilah, mereka mendapat PIKIRAN JERNIH, IDE YANG CEMERLANG, KEPUTUSAN YANG AKURAT, dan juga… KESEHATAN FISIK!

   Sahabatku semua….
   Menilik dari 2 contoh kasus di atas, mana yang benar….  DI DALAM TUBUH YANG KUAT  TERDAPAT JIWA YANG SEHAT  atau… DI DALAM JIWA YANG SEHAT TERDAPAT TUBUH YANG KUAT…???
   Hehehe…. Apapun jawaban Anda, itu tidaklah penting.  Saya hanya ingin menekankan bahwa  KITA HARUS TERUS MENJAGA KESEHATAN JIWA KITA.  Karena, dari KESEHATAN JIWA inilah kita akan MENJADI MANUSIA SEUTUHNYA, yang sehat JIWA DAN RAGA.
   Saya punya  1 CARA SEDERHANA UNTUK MENJAGA KESEHATAN JIWA SEKALIGUS MENJAGA KESEHATAN RAGA, yang mungkin ada baiknya Anda coba. Dan bagi praktisi yang LEBIH MUMPUNI bisa ikut membagikan sebagian KAWRUH-nya di sini. 
   Cara yang sederhana itu adalah:
1.       Duduklah bersila dengan punggung tegak.  Kedua pergelangan tangan di luruskan ke depan, menyentuh lutut, dengan telapak tangan terbuka ke atas. Lalu ucapkan doa sesuai keyakinan Anda.
2.       Dalam posisi seperti itu, buat tubuh Anda se-RILEKS mungkin. Atur napas perlahan. Tarik, tahan sebentar, hembuskan. Demikian seterusnya.
3.       Bayangkan bahwa  ALAM SEMESTA ini dipenuhi  ENERGI KESEHATAN. Kemudian bayangkan pula bahwa ENERGI KESEHATAN itu dapat Anda serap masuk ke dalam telapak tangan Anda. Perlu diingat di sini, Anda harus TETAP DALAM KEADAAN RILEKS.
4.       Saat energi kesehatan itu sudah cukup Anda serap, salurkan ke seluruh tubuh dengan perlahan. BAYANGKAN  dan RASAKAN adanya energi  yang terus mengalir  dan membuat JIWA-RAGA Anda menjadi SEHAT.
5.       Cara di atas sebaiknya Anda lakukan rutin setiap hari. Anda bisa melakukan mulai dari 5 menit (bisa dengan memasang alarm) di minggu pertama. Dan untuk minggu-minggu  selanjutnya pastikan waktunya ada penambahan.
  
   Mari kita pelihara KESEHATAN JIWA untuk memperbaiki KUALITAS HIDUP KITA.
   Siapa yang bersungguh-sungguh, akan menemukan yang dicarinya.

By: Susilo Pranowo

LAKONE MENANG KERI


    Kemarin salah seorang sahabat saya BERKELUH-KESAH kepada saya. Bahwa hidup yang dijalaninya ternyata amat sulit. Banyak aral yang menghadang. Berkelok dan berliku, penuh KUBANGAN DALAM.  Dan ia pun telah mencoba untuk IKHLAS DAN TAWAKAL…, namun belum tampak juga SINAR PENUNJUK JALAN yang muncul di hadapannya.
   PERSOALAN HIDUP  yang sedang dihadapi sahabat saya itu memang  DAHSYAT.  Dari SEJUTA  ORANG belum tentu ada SATU yang sanggup menjalaninya, TERMASUK SAYA SENDIRI.
   Sahabat saya ini juga sudah mencoba berbagai cara. BERKONTEMPLASI, BERMEDITASI… bertanya kepada DIRINYA SENDIRI, juga BERKONSULTASI pada orang-orang yang dianggapnya LEBIH TINGGI tingkat KAWRUH DAN LAKU-NYA.
   Namun apa hasilnya?
   Hingga…, malam kemarin, teman saya mengambil satu kesimpulan yang sungguh MENGEJUTKAN SAYA. Katanya, ”Sebenarnya Allah itu ada atau tidak? Katanya, kalau kita BERBUAT BAIK, HASILNYA PASTI BAIK JUGA… Tapi kenyataannya?  Prettt..! Saya jadi tidak percaya Allah itu ada!”
   Lalu katanya lagi, “Kenapa orang SALAH YANG MENANG. Apakah  itu mengartikan bahwa ALLAH KALAH TERHADAP SETAN…? Andai ada JIN ATAU SETAN yang bisa MENEGAKKAN KEBENARAN  aku pasti akan memeliharanya!”
  
   Sahabatku semua….
   Jalan hidup manusia itu membentang jauh ke depan. Andaikata jalan ini diberi angka 10, sudahkah kita menyadari bahwa perjalanan hidup kita yang SEKARANG INI baru sampai pada angka 3 atau 4, atau mugkin 5…? Itu artinya, kita masih punya LANGKAH UNTUK MENAPAKI jalan kehidupan kita hingga akhirnya mentok (sampai)  pada angka 10.

   Saya PENYUKA FILM ACTION. Dari zaman film layar lebar masih berjaya, hingga kini hanya sebagai PENIKMAT FILM ACTION layar kaca saja. Ada satu FALSAFAH SAKTI yang bisa saya petik dari semua film action yang telah saya tonton, bahwa  SANG TOKOH UTAMA SELALU MENANG DI AKHIR CERITA. Kalau dalam bahasa Jawa dikatakan… LAKONE MENANG KERI.
   Dari falsafah sederhana  namun bagi saya bisa jadi AMAT SAKTI itu, saya selalu memberikan SUGESTI PADA DIRI SAYA SENDIRI bahwa ketika saya dalam KONDISI KALAH atau DALAM KEKALAHAN,  pada akhirnya saya tetap akan MENANG, selama saya masih berada DALAM KORIDOR KEBENARAN. Dan saya pun akan menyadari bahwa saya sedang NGUNDUH WOHING PAKARTI, menuai hasil dari apa yang telah saya perbuat.  Lalu…, segala sesuatu YANG KITA UNDUH pada akhirnya akan HABIS juga, bukan? Jika kita sedang menebus KARMA BURUK, tetap sadari bahwa itu ADALAH JALAN  untuk MEMBERSIHKAN DIRI KITA.
   Lalu… bagaimana kita bisa mempercepat PENEBUSAN KARMA BURUK KITA..??
   Ya banyak-banyaklah membuat KARMA BAIK!
   Dan selalu sadari bahwa… LAKONE MENANG KERI!

By: Susilo Pranowo

Kamis, 19 Januari 2012

KUASA ALLAH


   Siang itu udara cukup panas, seorang KAKEK BERBADAN KURUS tampak berjalan di pinggir pesawahan.  Pakaiannya lusuh dan  sangat tampak sebagai orang tak punya.  Dengan bantuan TONGKAT KAYU, ia berjalan pelan. Peluhnya berlelehan.
   TEMAN SAYA yang melihat kakek itu jadi merasa iba. Panas yang begitu terik membuat si kakek tampak  begitu KEHAUSAN. Tanpa pikir panjang, teman saya membeli SEBOTOL AIR MINERAL. Lalu dihampirinya si kakek.
   “Terima kasih..,”  ucap tulus si kakek saat menerima pemberian teman saya.
    Teman saya lalu mengajak orang tua yang tampak tak berdaya itu ke satu TEMPAT TEDUH. Mungkin karena teman saya termasuk ORANG RELIGIUS, perbicangan yang terjadi di antara mereka jadi mengarah kepada PENGERTIAN SANG PENCIPTA.
   Pada awalnya, perbincangan berjalan biasa, seperti layaknya orang yang BARU KENAL. Tapi lama-lama, pengertian teman saya tentang  KETUHANAN banyak yang DIPATAHKAN oleh si kakek.  Dan saat perbincangan mulai terjadi ADU ARGUMENTASI, tiba-tiba si kakek bangkit dari duduknya. Serta merta ia memetik sehelai daun.
   “Jika engkau ingin tahu bagaimana KUASA ALLAH itu, coba perhatikan….,” ujar si kakek dengan tekanan suara amat dalam. Sehelai daun yang berada di tangannya lalu ia remas-remas.
   Apa yang terjadi?
   Mata teman saya melotot lebar. Mulutnya pun ternganga. Ia benar-benar  takjub dan heran menyaksikan sebuah peristiwa langka,  yang belum pernah dilihatnya seumur hidup. Ternyata…., daun yang diremas-remas si kakek berubah menjadi… SELEMBAR UANG KERTAS!
Adu argumentasi pun kontan terhenti.

   Sahabatku semua, Anda boleh tidak percaya pada cerita di atas. Tapi memang begitulah yang DICERITAKAN TEMAN SAYA kemarin.  Tapi, percaya atau tidak, saya mohon CERITA INI hanya dijadikan BAHAN PERENUNGAN,  bukan UNTUK DIPERDEBATKAN.
   Siapa yang mencari dengan sungguh-sungguh,  pasti akan menemukan yang dicarinya.
   By: Susilo Pranowo