Sabtu, 13 Oktober 2012

PENCARI BUNGA KAMBOJA


Selama 4 hari kemarin, saya “sibuk”  menunggui tukang batu yang BIKIN PONDASI MAKAM 6  kerabat saya. Makam itu adalah kedua embah saya, ayah saya, adik saya, dan 2 keponakan saya. Ada 1 hal yang saya merasa perlu menyampaikan kepada para sahabat tentang apa yang saya dapat dari kesibukan saya (yang sebenarnya tidak sibuk) itu.

Dari pagi sampai menjelang sore,  banyak orang secara bergantian MEMUNGUTI BUNGA KAMBOJA  yang berjatuhan di hampir seluruh area makam. Mereka itu tidak ada yang tidak keduman (kebagian). Semua pencari bunga kamboja PASTI MENDAPATKAN APA YANG DICARINYA.

Pak tukang dan tiga pembantunya sama-sama memberi keterangan kepada saya kalau bunga-bunga kamboja yang telah dikeringkan (dengan dijemur di terik matahari) BISA LAKU SAMPAI 80 RIBU PERKILO. Wuih…, lumayan juga, gumamku. Pantas begitu banyak orang yang mencarinya.

Dari anak-anak usia SD sampai embah-embah ubanan   “tekun” memunguti satu demi satu bunga kamboja yang dicarinya, tanpa berniat memanjat pohon ataupun memakai galah untuk merontokkan bunga-bunga kamboja itu. Semua pencari bunga seperti sudah punya “kode etik” untuk TIDAK MELAKUKAN KECURANGAN. Saya jadi berpikir…, apakah ini sebuah gambaran bahwa Tuhan itu MEMBERIKAN REZEKI kepada umatnya tanpa perlu dikhawatirkan… bahwa TIDAK AKAN ADA YANG TIDAK KEBAGIAN.
Sahabat…, suatu waktu memang ada perlunya KITA MEMBURU REZEKI sampai ibarat kepala dijadikan kaki dan kaki dijadikan kepala. Bisa jadi kita juga pernah TENDANG SANA TENDANG SINI,  embat sana embat sini. Kita tak peduli lagi apakah yang kita lakukan itu benar atau salah, apakah itu MERUGIKAN ORANG LAIN ATAU TIDAK.

Memang benar, seenak-enaknya ORANG MISKIN tetap lebih enak jadi ORANG KAYA YANG HIDUPNYA ENAK.  Namun…, jika kita masih saja PUNYA KEINGINAN UNTUK MEMPERKAYA DIRI SENDIRI TANPA MEMPEDULIKAN ORANG LAIN, ada baiknya KITA BELAJAR PADA MEREKA PARA PENCARI BUNGA KAMBOJA ITU.

By: Susilo Pranowo