Selama 4 hari kemarin,
saya “sibuk” menunggui tukang batu yang BIKIN
PONDASI MAKAM 6 kerabat saya. Makam itu
adalah kedua embah saya, ayah saya, adik saya, dan 2 keponakan saya. Ada 1 hal
yang saya merasa perlu menyampaikan kepada para sahabat tentang apa yang saya
dapat dari kesibukan saya (yang sebenarnya tidak sibuk) itu.
Dari pagi sampai
menjelang sore, banyak orang secara bergantian
MEMUNGUTI BUNGA KAMBOJA yang berjatuhan
di hampir seluruh area makam. Mereka itu tidak ada yang tidak keduman
(kebagian). Semua pencari bunga kamboja PASTI MENDAPATKAN APA YANG DICARINYA.
Pak tukang dan tiga
pembantunya sama-sama memberi keterangan kepada saya kalau bunga-bunga kamboja
yang telah dikeringkan (dengan dijemur di terik matahari) BISA LAKU SAMPAI 80
RIBU PERKILO. Wuih…, lumayan juga, gumamku. Pantas begitu banyak orang yang
mencarinya.
Dari anak-anak usia SD
sampai embah-embah ubanan “tekun” memunguti satu demi satu bunga kamboja
yang dicarinya, tanpa berniat memanjat pohon ataupun memakai galah untuk
merontokkan bunga-bunga kamboja itu. Semua pencari bunga seperti sudah punya “kode
etik” untuk TIDAK MELAKUKAN KECURANGAN. Saya jadi berpikir…, apakah ini sebuah
gambaran bahwa Tuhan itu MEMBERIKAN REZEKI kepada umatnya tanpa perlu
dikhawatirkan… bahwa TIDAK AKAN ADA YANG TIDAK KEBAGIAN.
Sahabat…, suatu waktu
memang ada perlunya KITA MEMBURU REZEKI sampai ibarat kepala dijadikan kaki dan
kaki dijadikan kepala. Bisa jadi kita juga pernah TENDANG SANA TENDANG
SINI, embat sana embat sini. Kita tak
peduli lagi apakah yang kita lakukan itu benar atau salah, apakah itu MERUGIKAN
ORANG LAIN ATAU TIDAK.
Memang benar, seenak-enaknya
ORANG MISKIN tetap lebih enak jadi ORANG KAYA YANG HIDUPNYA ENAK. Namun…, jika kita masih saja PUNYA KEINGINAN
UNTUK MEMPERKAYA DIRI SENDIRI TANPA MEMPEDULIKAN ORANG LAIN, ada baiknya KITA
BELAJAR PADA MEREKA PARA PENCARI BUNGA KAMBOJA ITU.
By: Susilo Pranowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.