Sabtu, 17 Maret 2012

HUKUM KESEIMBANGAN


 
   Tadi pagi saya belanja milamin ke TOKO BAHAN BANGUNAN milik teman saya.  Setelah barang pembelian saya dinaikkan ke mobil, teman saya ini bercerita kepada saya bahwa kemarin ia melihat ada SEORANG TUKANG mengukur ROLLING DOOR ke bangunan toko baru milik TEMAN SAYA JUGA, yang katakanlah namanya si Badu.
   Teman saya yang pemilik toko bahan bangunan menyatakan KEHERANANNYA, kenapa BADU tidak memesan rolling door-nya kenapa saya. Lalu saya katakan bahwa sebenarnya Badu telah bertanya soal harga rolling door kepada saya, dan saya jawab seharga 2,7 juta. Setelah saya memberikan harga itu, Badu bercerita kepada saya kalau dia juga telah bertanya kepada PERUSAHAAN JASA ALUMINIUM LAIN dan diberi harga 2,9 juta. Itu artinya harga di tempat saya lebih murah untuk KUALITAS BAHAN YANG SAMA. Perlu diketahui, Badu adalah seorang MANAJER KOPERASI di mana saya adalah termasuk salah seorang nasabahnya.
   Kemudian atas saran teman saya yang pemilik toko  bangunan itu, iseng-iseng Badu saya hubungi lewat HP-nya. “Bagaimana? Jadi gak pesan rolling door-nya?” tanyaku.
   Badu menjawab, “Waduh, aku sudah pesan ke tempat lain.”
   “Kena berapa harganya?”
   “Tiga satu,” jawab Badu, yang maksudnya adalah seharga 3,1 juta.
   “Lho gimana sih ini? Bukankah aku sudah kasih harga 2,7?”
   “Gak tahu itu istriku. Dia yang pesan. Waktu dia pesan, aku sedang berada di kantor.”
   Sahabatku semua…., Anda bisa mempercayai perkataan Badu itu? Ya, saya pun tidak percaya. Kata saya dalam hati, “Kalau istri kamu beli LOMBOK atau GARAM, baru saya percaya istrimu MENGAMBIL KEPUTUSAN SENDIRI alias TIDAK PERLU KONSULTASI terlebih dulu dengan SUAMI.”
   Kalaupun yang dikatakan Badu benar bahwa istrinya tidak berkonsultasi soal pesanan rolling door dengan dirinya, itu artinya TIDAK ADA KESEIMBANGAN dalam rumah tangganya. Dan ini jelas TIDAK BAIK.
   Sahabatku semua…, sesampai di rumah saya tidak habis pikir kenapa ADA KEJADIAN GANJIL macam itu? Badu jelas BUKAN ORANG BODOH. Tapi kenapa dia bisa berlaku macam itu? Padahal kalau dia tahu, sebenarnya ada BEBERAPA KERUGIAN yang dia dapatkan karena tidak memesan rolling door-nya kepada saya. Paling tidak adalah:
1.       Dengan barang sayang sama, kualitas yang sama, dia telah RUGI FINANSIAL karena Badu mendapatkan HARGA YANG LEBIH MAHAL.
2.       Badu telah MENODAI PERSAHABATANNYA dengan saya.
3.       Badu telah menciptakan KONDISI NEGATIF jika ditinjau dari HUKUM KESEIMBANGAN (The Law of Balancing).
   Sahabatku semua…, boleh jadi secara finansial saya tidak dirugikan oleh perbuatan si Badu itu.  Sampai beberapa lama OTAK saya tidak mampu MENJAWAB, ada RAHASIA APA dibalik peristiwa itu. Tapi ketika saya TERUS MENEKAN RASA HATI SAYA dan BERUSAHA MELUPAKAN peristiwa itu, justru ada 2 PERISTIWA MENYENANGKAN yang tiba-tiba menghampiri saya.
1.       Ada petugas dari BRI datang ke tempat saya menanyakan pesanan rolling door-nya untuk outlet baru BRI di Pasar Maospati. Saya katakan bahwa Sabtu akan saya pasang. Lalu, petugas BRI mengatakan bahwa ada GARAPAN lagi untuk BRI di Unit Panekan (daerah Magetan juga).  Perlu diketahui, saya mendapat order dari BRI baru pertama kali ini. Jadi, pihak BRI belum tahu bagaimana KUALITAS GARAPAN SAYA, lalu kenapa mereka sudah memesan lagi?  Tapi karena peristiwa ini adalah peristiwa yang menyenangkan, saya tidak perlu terus memikirkannya. Biarlah ini saya anggap sebagai RAHASIA TUHAN.
2.       Sehabis istirahat siang (biasanya saya tidak tidur, tapi kali ini saya tidur), dimana KELOPAK MATA SAYA belum terbuka benar, ada pangigilan masuk ke HP saya. Salah satu langganan saya mengatakan bahwa PESANAN KUSEN ALUMINIUM yang sedang DI-PENDING, sudah bisa mulai DIKERJAKAN. Alhamdulllah…, ini pun saya anggap sebagai RAHASIA TUHAN juga.
   Sahabatku semua…, semua peristiwa di atas terjadi dalam 1 hari, dan itu memang benar-benar terjadi alias bukan kejadian yang saya reka-reka. Mari kita telaah bersama “KEKUATAN”  apa yang menggerakkan terjadinya periswa itu.  
   Badu pernah datang ke tempat saya dan menceritakan kalau dia mau BUKA USAHA, dan dia minta pertimbangan saya. Lalu saya katakan bahwa gagasannya itu SANGAT BAIK dan saya SANGAT MENDUKUNG. Saya juga menyampaikan 1 HAL PENTING yang harus diingat jika mau buka usaha. 1 Hal penting ini juga berlaku untuk sebuah usaha agar terus bisa SURVIVE, karena ini juga termasuk salah satu KUNCI SUKSES BERWIRAUSAHA.  1 Hal penting itu adalah SELALU MENJAGA HUBUNGAN BAIK kepada siapa saja, terutama kepada TETANGGA DAN TEMAN. Karena sangat mungkin terjadi, TETANGGA atau TEMAN kita inilah yang akan menjadi KONSUMEN KITA di awal USAHA.
   Tapi ternyata, Badu melupakan apa yang pernah saya katakan itu. Dia telah menciptakan suatu KONDISI NEGATIF di awal usahanya.  Dan saya tahu benar bahwa Tuhan telah menciptakan  HUKUM KESEIMBANGAN yang akan terus berlaku kepada MANUSIA tanpa bisa ditolak oleh siapapun.  Cepat atau lambat HUKUM KESEIMBANGAN akan menciptakan KONDISI SEIMBANG dari PERBUATAN MANUSIA, baik yang POSISITIF maupun NEGATIF.
   Contoh sederhana dari HUKUM KESEIMBANGAN adalah JIKA ANDA BEKERJA, MAKA ANDA AKAN DIBAYAR. Contoh lain, JIKA ANDA MENCURI, ANDA AKAN DIHUKUM. Jika Anda pernah mencuri tapi tidak dipenjara, itu bukan berarti TIDAK ADA HUKUMAN. Paling tidak PERASAAN KETAKUTAN atau PERASAAN YANG TIDAK ENAK LAINNYA yang menjadi hukuman Anda.
Didalam setiap KESEIMBANGAN terdapat “ENERGI” yang bisa memberi MANFAAT BESAR bagi orang yang mampu menguasai dan mengembangkannya. Setiap manusia memiliki kemampuan mengangkat beban (daya ungkit) yang berbeda-beda untuk MENCAPAI KESUKSESAN. Tergantung bagaimana dia bisa menjaga TINGKAH-LAKUNYA. Tingkah laku ini ini juga termasuk CARA DIA MENGOLAH MODAL dan memberlakukan PELANGGAN.
   MENJAGA KESEIMBANGAN akan membawa pada KEBAIKAN. Sebaliknya, membiarkannya akan menciptakan masalah. Menjaga keseimbangan juga akan membawa pada kesuksesan yang lebih menyeluruh, menyentuh semua sisi kehidupan. Tanpa keseimbangan, seseorang bisa sukses dalam mencari kekayaan (uang) namun hancur di kehidupan keluarga atau sosialnya.
   Oleh karena itu, sahabatku semua….,  mari kita JAGA KESEIMBANGAN HIDUP KITA dengan terus BERBUAT DENGAN BAIK agar KEBAIKAN PULA YANG AKAN MENDATANGI KITA. Jangan pernah MENYAKITI HATI ORANG, karena PERBUATAN NEGATIF macam ini akan KEMBALI KEPADA DIRI KITA dalam berbagai KONDISI YANG MERUGIKAN KITA SENDIRI.

By: susilo Pranowo


Senin, 05 Maret 2012

ALLAH, MALAIKAT, DAN PENCARI IKAN



   Tadi pagi seorang TEMAN BARU SAYA berkenan main ke rumah. Teman saya ini masih belajar di sebuah PONDOK PESANTREN.  Tapi di pondok itu, dia juga seorang USTADZ.  Sebetulnya, dia sudah beberapa kali bertamu, tapi tidak dapat bertemu dengan saya.
   Setelah NGOMONG NGALOR-NGIDUL soal  usaha yang baru dirintisnya,  sampailah dia pada SEBUAH CERITA yang ada baiknya kita simak bersama. Ceritanya begini:
   Di tepi sebuah danau ada seorang PENCARI IKAN MUDA yang punya tabiat kurang baik. Dia tidak pernah SHOLAT. Imannya kepada Allah pun cuma setebal plastik bungkus gula. Boleh dikata, orang ini bisa digolongkan sebagai ORANG KAFIR atau juga MUSRYK.
   Di tepi danau itu pula, hidup seorang PENCARI IKAN TUA yang amat tekun beribadah. Puasa tak pernah lupa. Sholat pun tak pernah ia tinggalkan. Pendek kata, Pak Tua ini adalah termasuk GOLONGAN ORANG BERIMAN.
   Lalu pada suatu pagi, kedua pencari ikan itu sama-sama MENDAYUNG PERAHU untuk MENCARI NAFKAH.  Pencari Ikan Muda mendayung dengan malas-malasan. Masih di pinggiran danau ia sudah MENEBAR JALA.
   Kejadian itu disaksikan oleh SEORANG MALAIKAT. Sang malaikat tahu betul manakala Allah berkenan memerintahkan ikan-ikan untuk masuk ke jaring sang Pencari Ikan Muda. Hingga akhirnya, pencari ikan yang dikatakan tak beriman ini dapat pulang dengan membawa banyak ikan.  Belum sampai di rumah, ikan-ikan itu pun sudah ada yang membeli dengan harga yang lumayan.
   Sebaliknya, sang Malaikat juga tahu manakala Allah berkenan memerintahkan ikan-ikan untuk menjauh dari jala sang Pencari Ikan Tua. Saat jala ditarik naik, hanya 2 ekor ikan kecil yang tersangkut. Tapi belum sempat dinaikkan ke perahu, 2 ekor ikan itu berhasil melepaskan diri dan meloncat ke air danau.
   Sang Pencari Ikan Tua menebar jala lagi. Namun sampai sore, tak ada seekor pun ikan yang didapatnya.  Melhat kejadian ini, sang Malaikat tak habis pikir. Dia pun protes kepada Allah.
   “Ya Allah, aku tak dapat memahami ada apa di balik semua kejadian ini? Kenapa Engkau memperlakukan KEDUA PENCARI IKAN ITU dengan TIDAK ADIL…?” kata Malaikat halus.
   “Bukan aku berlaku tidak adil, Malaikat,” sambut Allah.
   “Kalau begitu tolong dijelaskan apa makna dari kejadian itu?”
   “Ketahuilah wahai engkau malaikat…, aku MEMBERIKAN NIKMAT kepada PENCARI IKAN MUDA hanya SESAAT DI DUNIA INI. Lalu karena dia TIDAK BERIMAN kepadaku, maka aku akan menempatkannya nanti ke NERAKA YANG PENUH SIKSA….”
   “Bagaimana dengan PENCARI IKAN TUA, wahai Engkau Tuhanku yang maha bijaksana…?”
   “PENCARI IKAN TUA itu boleh jadi kubuat SENGSARA di dunia…. Tapi aku telah mempersiapkan untuknya sebuah tempat yang indah dan nyaman di SURGA.”
   Mendengar penjelasan itu, sang Malaikat pun mengangguk-angguk mengerti.

   Sampai di situ ceritanya terhenti. Lalu teman baru saya menunjuk pada orang-orang dari golongan sebuah etnis yang rata-rata SANGAT KAYA.  Katanya, MEREKA TERMASUK ORANG KAFIR. Kesenangan dan kebahagiaan mereka hanya akan didapat DI DUNIA. Tapi setelah mati, besar kemungkinan mereka akan masuk NERAKA.

   Sahabat…,  sungguh sebuah cerita yang menarik…. Sebuah cerita yang bisa membangunkan SEMANGAT manakala kita sedang dalam KESUSAHAN.  Intinya…, selama kita masih beriman,  kita boleh SENGSARA DI DUNIA, toh SURGA SUDAH DIPERSIAPKAN ALLAH UNTUK KITA.
   Tapi benarkah begitu?
   Bagaimana kalau ternyata SURGA ITU TIDAK ADA?  Itu artinya kita telah MERUGI 2 KALI. Sudah di dunia HIDUP SENGSARA, eh ternyata SURGA yang dijanjikan HANYA OMONG KOSONG DOANG…!!! Hehehe….
   Sahabat…, percayakah Anda bila dikatakan Allah punya kehendak MENYENGSARAKAN MANUSIA? Allah memberikan COBAAN, UJIAN, dll…??? Jika benar begitu, kok rasa-rasanya Allah itu seperti kurang kerjaan ya? Si A diuji ini. Si B dicoba itu. Si C dibuat begini. Si D dibuat begitu. Kok Allah malah seperti anak-anak yang sedang bermain-main dengan banyak boneka ciptaannya.
   Sahabatku semua…, jika hari ini saya MISKIN, saya yakin ini bukanlah kehendak Allah. Hanya  KEBODOHAN saya sendirilah yang membuat saya miskin.  Hanya KETOLOLAN saya sendirilah yang membuat saya TIDAK MAMPU MENJEMPUT NIKMAT yang telah DISEDIAKAN OLEH ALLAH.
   Allah itu maha bijaksana, maha pengasih dan penyayang, maha adil, dan semua sifat baik ada pada-Nya.  Seorang ma’rifat akan mengindentikkan dirinya dengan semua sifat yang dipunyai Allah. Dia pun punya Kun fayakun yang setaraf dengan tingkat keimannya.  Kalau sudah begini,  bisakah dia HIDUP DALAM KEMISKINAN atau  DALAM PENDERITAAN?
   Sahabat…, jika hari ini Anda mengaku BERIMAN tapi masih merasakan KESENGSARAAN, mungkin ada baiknya Anda MEMBENAHI KEIMANAN Anda. Allah bukan KAMBING HITAM yang menjadi PENYEBAB KESENGSARAAN ANDA.

   By: Susilo Pranowo

  
  

ALLAH BENCI DAN MURKA?



    Kemarin sore saya bersama anak saya sedang nonton TV bersama. Setelah pindah-pindah chanel, tatapan mata kami tertuju kepada sebuah acara SEMACAM RENUNGAN ROHANI.  Dalam acara itu, SEORANG  USTADZ  sedang BERDAKWAH. Jika MANUSIA BERBUAT JAHAT, maka Allah akan MURKA DAN BENCI. Allah akan MARAH BESAR. Lebih-lebih lagi, Allah akan MENDATANGKAN ADZAB.
   Sahabat,  dengan sadar saya segera menyuruh anak saya untuk mengganti chanel lagi. Saya menyadari dan tahu benar akan MAKSUD BAIK dari dakwah sang ustadz, tapi saya juga tidak mau anak saya MENGIMANI DAN MENGAMINI sebuah KEBENARAN YANG MERAGUKAN.
   Benarkah Allah itu PUNYA SIFAT BENCI? Benarkah Allah itu BISA BERLAKU MURKA?  Dan  MENDATANGKAN ADZAB PULA? MENGHUKUM? MEMBUAT BENCANA DAN MALAPETAKA?
   Kalau memang benar begitu,  apa bedanya SIFAT ALLAH dengan SIFAT MANUSIA YANG MASIH RENDAH  TATARAN ROHANINYA?  Apa bedanya Dia dengan seorang ALGOJO, jika memang Dia SUKA MENGHUKUM DAN MENG-ADZAB…????
   Bagi saya, Allah adalah DZAT YANG MAHA SEMPURNA.  Dia tidak memiliki sedikitpun SIFAT BURUK. Dia bukan PENDENDAM. Dia BUKAN PENGHUKUM. Dia…. Adalah DZAT YANG MAHA WELAS-ASIH, MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG, sakalipun itu kepada MANUSIA YANG TIDAK MAU MENGAKUI KEBERADAAN-NYA!
   Sahabat, jika Anda atau mungkin teman Anda sedang mengalami SUATU PERISTIWA YANG TIDAK MENYENANGKAN, jangan pernah BERPRASANGKA BURUK KEPADA ALLAH. Karena, suatu peristiwa yang tidak menyenangkan itu BUKAN DARI ALLAH, BUKAN KEHENDAK ALLAH.  Itu semua adalah karena AKIBAT dari apa yang telah Anda PERBUAT. Itu tak lebih dari akibat dari SEBUAH HUKUM ALAM. Anda, saya, dan siapa saja… hanya akan MEMETIK dari apa yang telah kita TANAM saja.
   Jika Anda bisa mengatakan bahwa BERPRASANGKA BURUK PADA ORANG LAIN ADALAH DOSA, lalu bagaimana jadinya bila Anda BERPRASANGKA BURUK PADA ALLAH?
   Seorang  MA’RIFAT SEJATI akan selalu MENUNJUK KEPADA DIRINYA SENDIRI bila mengalami SUATU HAL YANG DINAMAKAN PENDERITAAN ATAU COBAAN. Apa salah saya? Apa yang telah saya perbuat sehingga bisa jadi begini? Tapi sesungguhnya…, PENDERITAAN DAN COBAAN ITU TIDAK ADA, karena seorang ma’rifat  tahu dan sadar benar UNTUK APA DIA HIDUP.

   By: Susilo Pranowo

Minggu, 04 Maret 2012

KEMUDAHAN DALAM SEGALA HAL



    Beberapa tahun yang lalu saya pernah ditanya oleh salah seorang TEMAN SAYA, “Apa yang kamu inginkan dalam hidup ini?”. Lalu saya jawab dengan lugas bahwa saya hanya punya 1 keinginan yaitu: SAYA HANYA INGIN DIMUDAHKAN DALAM SEGALA HAL.
   Sahabat, Anda dapat mengira-ngira apa reaksi dari TEMAN SAYA itu?
    TEMAN SAYA cuma mengangguk pelan. “Kita amati bersama ya…,” sambutnya dengan sebuah tekanan pada kata ‘AMATI’.
   Seminggu kemudian, pada satu kesempatan saya MENAGIH HUTANG kepada TEMAN SAYA YANG LAIN, yang bekali-kali MANGKIR.  Karena jumlah uang itu cukup besar, saya sudah gunakan berbagai cara agar uang itu bisa kembali lagi kepada saya. Tapi hasilnya tetap nihil.
   Ketika hal itu saya ceritakan kepada TEMAN SAYA (yang menjadi topik dari tulisan ini),  dia tak bereaksi apa-apa selain berkata, “Mari kita AMATI terus ya….”
   Sebulan pun berlalu. Teman saya yang berhutang kepada saya cuma memberikan JANJI DAN JANJI, tanpa memberikan UANG sepeser pun.  Mengetahui hal itu, TEMAN SAYA YANG BIJAK berkata kepada saya, “Sudahkan engkau memberikan KEMUDAHAN kepada dia untuk dapat MENCICIL HUTANGNYA?”
   “Sudah,” sahutku. “Tapi tampaknya dia memang tak punya kemampuan untuk membayar hutangnya.”
   “Dia jatuh miskin?”
   “Ya begitulah.”
   “Tahu begitu kenapa kamu tidak MENGIKHLASKAN saja uangmu itu…?” sahut TEMAN SAYA dengan intonasi lebih berat pada kata MENGIKHLASKAN.
   Aku tercenung. Mengikhlaskan…??? Pada sejumlah uang yang cukup besar…???
   “Kamu pernah berkata kepadaku bahwa  DALAM HIDUP INI kamu hanya punya 1 keinginan, yaitu: DIBERI KEMUDAHAN DALAM SEGALA HAL…,” lanjut TEMAN SAYA.
   “Ya, memang begitu kenginanku,” sahutku.
   “Coba pahami kata-kataku ini: Jika engkau menginginkan KEMUDAHAN, engkau HARUS TAHU DAN MEMAHAMI APA DAN BAGAIMANA KEMUDAHAN ITU BISA TERJADI.”
   “Maksudmu?”
   “Bukankah engkau sudah tahu bahwa ENGKAU HANYA AKAN MEMETIK APA YANG TELAH ENGKAU TANAM SAJA. Jika engkau MEMBERIKAN KEMUDAHAN KEPADA ORANG LAIN, BUKANKAH  KEMUDAHAN JUGALAH YANG AKAN KAU DAPATKAN…?”
   Aku diam tercenung.
   “Dengan MENGIKHLASKAN hutang itu, bukankah engkau telah MEMBERI KEMUDAHAN KEPADA ORANG LAIN. Dan… CEPAT ATAU LAMBAT, ENGKAU PASTI AKAN MENDAPAT KEMUDAHAN PULA. Ingat pula, TIDAK ADA YANG SIA-SIA DI JALAN KEBAIKAN.
   Dan aku pun mengangguk mengerti.

   Sahabatku semua…,  pada awalnya memang sulit MEREALISASIKAN KATA IKHLAS. Begitu pula dengan saya. Tapi seiring berjalannya waktu, ketika kita telah bisa MEMETIK BUAH dari BENIH IKHLAS yang telah kita tanam, maka IKHLAS itu akan menjadi bagian tak akan bisa kita pisahkan dari PERJALANAN HIDUP KITA.  Ketika kita MENGIKHLASKAN SESUATU,  ternyata itu adalah JALAN KITA UNTUK MENDAPATKAN KEMUDAHAN DALAM SEGALA HAL.

   By: Susilo Pranowo