Tadi pagi seorang TEMAN BARU SAYA berkenan main ke rumah. Teman saya ini masih belajar di sebuah PONDOK PESANTREN. Tapi di pondok itu, dia juga seorang USTADZ. Sebetulnya, dia sudah beberapa kali bertamu, tapi tidak dapat bertemu dengan saya.
Setelah NGOMONG NGALOR-NGIDUL soal usaha yang baru dirintisnya, sampailah dia pada SEBUAH CERITA yang ada baiknya kita simak bersama. Ceritanya begini:
Di tepi sebuah danau ada seorang PENCARI IKAN MUDA yang punya tabiat kurang baik. Dia tidak pernah SHOLAT. Imannya kepada Allah pun cuma setebal plastik bungkus gula. Boleh dikata, orang ini bisa digolongkan sebagai ORANG KAFIR atau juga MUSRYK.
Di tepi danau itu pula, hidup seorang PENCARI IKAN TUA yang amat tekun beribadah. Puasa tak pernah lupa. Sholat pun tak pernah ia tinggalkan. Pendek kata, Pak Tua ini adalah termasuk GOLONGAN ORANG BERIMAN.
Lalu pada suatu pagi, kedua pencari ikan itu sama-sama MENDAYUNG PERAHU untuk MENCARI NAFKAH. Pencari Ikan Muda mendayung dengan malas-malasan. Masih di pinggiran danau ia sudah MENEBAR JALA.
Kejadian itu disaksikan oleh SEORANG MALAIKAT. Sang malaikat tahu betul manakala Allah berkenan memerintahkan ikan-ikan untuk masuk ke jaring sang Pencari Ikan Muda. Hingga akhirnya, pencari ikan yang dikatakan tak beriman ini dapat pulang dengan membawa banyak ikan. Belum sampai di rumah, ikan-ikan itu pun sudah ada yang membeli dengan harga yang lumayan.
Sebaliknya, sang Malaikat juga tahu manakala Allah berkenan memerintahkan ikan-ikan untuk menjauh dari jala sang Pencari Ikan Tua. Saat jala ditarik naik, hanya 2 ekor ikan kecil yang tersangkut. Tapi belum sempat dinaikkan ke perahu, 2 ekor ikan itu berhasil melepaskan diri dan meloncat ke air danau.
Sang Pencari Ikan Tua menebar jala lagi. Namun sampai sore, tak ada seekor pun ikan yang didapatnya. Melhat kejadian ini, sang Malaikat tak habis pikir. Dia pun protes kepada Allah.
“Ya Allah, aku tak dapat memahami ada apa di balik semua kejadian ini? Kenapa Engkau memperlakukan KEDUA PENCARI IKAN ITU dengan TIDAK ADIL…?” kata Malaikat halus.
“Bukan aku berlaku tidak adil, Malaikat,” sambut Allah.
“Kalau begitu tolong dijelaskan apa makna dari kejadian itu?”
“Ketahuilah wahai engkau malaikat…, aku MEMBERIKAN NIKMAT kepada PENCARI IKAN MUDA hanya SESAAT DI DUNIA INI. Lalu karena dia TIDAK BERIMAN kepadaku, maka aku akan menempatkannya nanti ke NERAKA YANG PENUH SIKSA….”
“Bagaimana dengan PENCARI IKAN TUA, wahai Engkau Tuhanku yang maha bijaksana…?”
“PENCARI IKAN TUA itu boleh jadi kubuat SENGSARA di dunia…. Tapi aku telah mempersiapkan untuknya sebuah tempat yang indah dan nyaman di SURGA.”
Mendengar penjelasan itu, sang Malaikat pun mengangguk-angguk mengerti.
Sampai di situ ceritanya terhenti. Lalu teman baru saya menunjuk pada orang-orang dari golongan sebuah etnis yang rata-rata SANGAT KAYA. Katanya, MEREKA TERMASUK ORANG KAFIR. Kesenangan dan kebahagiaan mereka hanya akan didapat DI DUNIA. Tapi setelah mati, besar kemungkinan mereka akan masuk NERAKA.
Sahabat…, sungguh sebuah cerita yang menarik…. Sebuah cerita yang bisa membangunkan SEMANGAT manakala kita sedang dalam KESUSAHAN. Intinya…, selama kita masih beriman, kita boleh SENGSARA DI DUNIA, toh SURGA SUDAH DIPERSIAPKAN ALLAH UNTUK KITA.
Tapi benarkah begitu?
Bagaimana kalau ternyata SURGA ITU TIDAK ADA? Itu artinya kita telah MERUGI 2 KALI. Sudah di dunia HIDUP SENGSARA, eh ternyata SURGA yang dijanjikan HANYA OMONG KOSONG DOANG…!!! Hehehe….
Sahabat…, percayakah Anda bila dikatakan Allah punya kehendak MENYENGSARAKAN MANUSIA? Allah memberikan COBAAN, UJIAN, dll…??? Jika benar begitu, kok rasa-rasanya Allah itu seperti kurang kerjaan ya? Si A diuji ini. Si B dicoba itu. Si C dibuat begini. Si D dibuat begitu. Kok Allah malah seperti anak-anak yang sedang bermain-main dengan banyak boneka ciptaannya.
Sahabatku semua…, jika hari ini saya MISKIN, saya yakin ini bukanlah kehendak Allah. Hanya KEBODOHAN saya sendirilah yang membuat saya miskin. Hanya KETOLOLAN saya sendirilah yang membuat saya TIDAK MAMPU MENJEMPUT NIKMAT yang telah DISEDIAKAN OLEH ALLAH.
Allah itu maha bijaksana, maha pengasih dan penyayang, maha adil, dan semua sifat baik ada pada-Nya. Seorang ma’rifat akan mengindentikkan dirinya dengan semua sifat yang dipunyai Allah. Dia pun punya Kun fayakun yang setaraf dengan tingkat keimannya. Kalau sudah begini, bisakah dia HIDUP DALAM KEMISKINAN atau DALAM PENDERITAAN?
Sahabat…, jika hari ini Anda mengaku BERIMAN tapi masih merasakan KESENGSARAAN, mungkin ada baiknya Anda MEMBENAHI KEIMANAN Anda. Allah bukan KAMBING HITAM yang menjadi PENYEBAB KESENGSARAAN ANDA.
By: Susilo Pranowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.