Rabu, 25 Januari 2012

HIDUP ITU BEGINI DAN BEGONO


   Hari ini aku suntuk. Aku jenuh.  KEMARIN hidupku BEGINI. SEKARANG ya BEGINI. Besok apakah ya BEGINI-BEGINI juga…???
   Selagi aku merenung, tampak olehku sebuah mobil sedan warna hitam berhenti dengan halusnya. Yang keluar ternyata Bendol. Wah, mobil baru lagi rupanya, pikirku.
   “Kenapa air mukamu tampak keruh begitu?” tegur Bendol setelah kupersilakan duduk.
   “Aku BOSAN dengan hidup yang begini-begini terus…,” ungkapku jujur.
   “Terus maumu gimana?”
   “Itulah repotnya…, aku sendiri juga gak tahu, biar hidup tidak BEGINI-BEGINI SAJA, aku harus BAGAIMANA…?”
   “Biar hidup gak BEGINI…, ya harus BEGONO. Hehehe….”
   Aku tahu Bendol bercanda, tapi kali ini aku tak dapat melihat ada kelucuan dalam candanya. Saat Bendol menawarkan rokok, aku masih diam tak bersemangat.
   “Ketahuilah…,” ucap Bendol sembari menghembuskan asap rokoknya pelan. “Apa yang tengah kau alami ini adalah sesuatu yang WAJAR. Berjuta-juta orang MENJALANI HIDUP INI hanya sebagai RUTINITAS. Dimana sesuatu yang BERSIFAT RUTINITAS pada akhirnya pasti akan masuk pada KUBANGAN KEBOSANAN.”
   “Iya nih…, aku memang bosan dengan semua rutinitas.”
   “Itu karena engkau belum memahami MAKNA HIDUP yang sebenarnya.”
   Ucapan Bendol mulai serius.
   “HIDUP  adalah TERANG atau BERCAHAYA.  Dan karena hidup adalah terang, maka FUNGSI TERANG adalah MENERANGI YANG GELAP. Hidup bukan SEKADAR TANDA. Hidup punya makna… BERFUNGSI ATAU TIDAK. Oleh karenanya, HIDUP itu JANGAN DIPAKAI SENDIRI.”
   Aku diam, mencoba memahami ucapan Bendol.
   “ Secara fisik, hidup itu DITANDAI  adanya  SI AKU dengan adanya NYAWA , PERASAAN, dan lain-lain tanda hidup. Tapi jika seseorang masih punya dendam,  benci, marah, dan semua perasaan yg tidak enak lainnya…,  artinya ia dalam kondisi tidak hidup. Semua perasaan NEGATIF itu adalah sama artinya dengan TIDAK ADANYA TERANG.”
   “Ah, kata-katamu itu malah membuatku bingung, Ndol…,” sergahku tolol.
   Bendol  menghidap rokoknya dalam-dalam. Ia seperti mencari kata-kata yang lebih gampang kumengerti.
   “Kamu tahu bila TUGAS manusia di dunia ini adalah untuk BERKAWRUH DAN LAKU,  bukan? Setelah manusia BERKAWRUH, maka ia akan menjadi WERUH atau MENGERTI. Dan ketika ia telah menjadi WERUH, maka ia akan DIKENAL. Kalau sudah dikenal, maka akan muncul PANGGILAN. Lalu PANGGILAN inilah yang kemudian  jadi acuan untuk MENGIKUTI GUSTI  atau ber-LAKU.”
   “Ada kalimat yang lebih sederhana gak ya…?” aku garuk-garuk kepala.
   Bendol mengerutkan kening. “Gini aja deh…,” lanjutnya.  “Gusti punya kemauan apa terhadap HIDUP MANUSIA? Ada 2 jawaban, yaitu: 1. Kita harus BERKEBENARAN, melihat KEBENARAN, dan membuktikan KEBENARAN. 2. Manusia harus berkawruh dan laku….”
   “Bisa disederhanakan lagi…?  Hehehe…. Maaf ya…, kamu tahu kan, Ndol… aku memang MANUSIA BOTOL…  bodoh dan tolol. Hehehe….”
   Ganti Bendol yang garuk-garuk kepala.
   Setelah berpikir agak lama, katanya kemudian, “Sesuatu yang hidup itu harus  BERCINTA-KASIH dan WELAS ASIH.”
   “Oooo… Lalu…?”
   “Agar hidupmu tidak BEGINI-BEGINI TERUS, kamu harus BEGONO.”
   “Maksudnya?”
   “Ya kamu MAKNAI HIDUPMU dengan BERCINTA KASIH terhadap SESAMA,. Tentu saja dengan sikap yang WELAS ASIH. Dari situ engkau akan memperoleh SESUATU YANG LAIN, sesuatu yang tidak BEGINI-BEGINI SAJA. Ingatlah bahwa engkau AKAN MENUAI APA YANG TELAH ENGKAU TANAM. Pada saat engkau sedang MENUAI itulah maka  HIDUPMU TELAH MENJADI BEGONO alias TIDAK BEGINI LAGI.”
   “Oooo….”
   “Oooo apa?”
   “Kalau aku ber-cinta kasih terhadap semasa manusia, maka HIDUPKU akan TAMPAK INDAH dan PENUH MAKNA…? Jadi, tidak begini-begini terus?”
   “Ya, benar begitu,” tukas Bendol. “Ah, soal HIDUP YANG BEGINI AGAR MENJADI BEGONO…  dibahas lagi nanti saja. Aku ke sini sebetulnya mau mengajakmu iku menyelesaikan proyekku yang belum kelar.”
   Mendengar kata PROYEK, mataku langsung berbinar.
   Tak berapa lama kemudian, aku dan Bendol sudah meluncur di jalan. Namun  di sepanjang jalan itu, aku terus mencoba MENGERTI DAN MERESAPI ucapan Bendol. HIDUP AKAN MENJADI INDAH DAN PENUH MAKNA bila kita benar-benar bisa BERCINTA KASIH TERHADAP SESAMA.
   Ah, semoga aku bisa menjadi yang demikian.

By: Susilo Pranowo

  




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.