Jumat, 06 Januari 2012

PARADIGMA AGAMA


   Sore itu sebuah bis kota tampak penuh. Ada sekitar sepuluh orang yang berdiri karena tak kebagian tempat duduk. Seorang bocah lelaki kecil berumur lima tahunan mondar-mandir ke depan dan ke belakang, tanpa mempedulikan keadaan bis yang penuh sesak.
   “Bu, tolong dijaga anaknya,” ujar  seorang penumpang yang merasa terganggu.
   “Oya,  maafkan anak saya..,” sambut ibu si bocah.
   Untuk sementara bocah lelaki itu diam dalam rengkuhan ibunya. Tapi tak lama kemudian, dia mondar-mandir lagi. Malah berlari-lari. Senggol  kanan senggol kiri. Colek sana colek sini.
   “Bu, tolong anaknya diperhatikan,” tegur seorang bapak.
   “Oya, maafkan anak saya…,” ibu si bocah berusaha menenangkan anaknya.
   Namun lagi-lagi tak berlangsung lama. Si bocah lari-lari lagi. Bahkan kini mulai berani merebut koran yang dibaca seorang penumpang. Lalu menendang-nendang tas travel milik seorang penumpang.
   “Bocah gemblung!” bentak bapak pemilik tas.
   “Maafkan anak saya, Pak…,” bela sang ibu.
   “Maaf… maaf… Bisa jaga anak gak sih..?!”
   “Sekali lagi…, maafkan anak saya…,” kata sang ibu memelas. Air matanya meleleh tiba-tiba. “Tidak biasanya anak saya berbuat seperti ini. Saya mohon bagi semua yang ada di sini untuk bisa memakluminya….”
   Ibu itu lalu  menangis sesenggukan. Seluruh penumpang terdiam memperhatikan.
   “Anak saya baru kehilangan bapaknya…,” lanjut sang ibu. “Kemarin bapaknya meninggal akibat kecelakaan. Mungkin anak saya ini belum bisa menerima kenyataan bahwa bapaknya telah meninggal. Mungkin sekali hatinya sangat terpukul… Mungkin sekali pikirannya jadi agak terganggu…”
   Semakin deras LELEHAN AIR MATA sang ibu. Si bocah lelaki makin menjadi-jadi kenakalannya. Namun kini…, tak ada lagi yang merasa terganggu pada kenakalan si bocah.  Berbalik 180 derajat. Mereka membiarkan saja apapun perbuatan si bocah. Tak ada lagi tatapan marah atau kebencian. Semua memandangnya dengan penuh RASA BELAS KASIHAN…  dan sejuta RASA IBA.

   Sahabatku semua, KONDISI di dalam bis masih sama, KENAKALAN si bocah masih sama, tapi ada perubahan mendasar yang terjadi di dalam bis itu. Ya! Itu adalah PERUBAHAN akan SUASANA HATI para penumpang bis.
   Lalu apa yang telah merubah semua itu? Jawabnya sederhana saja…, hanya sebuah INFORMASI.
   Inilah yang disebut PERUBAHAN PARADIGMA.  Antara PENOLAKAN dan PENERIMAAN , antara kata SETUJU dan TIDAK SETUJU… hanya dipisahkan oleh sekat yang amat sangat tipis sekali. Dan itu hanya karena adanya sebuah  INFORMASI.
   Sahabatku semua, dalam perbedaan kita beragama dan  berkeyakinan… apabila kita mendapat INFORMASI yang benar dalam ber-Tuhan, maka sesungguhnya… TAK ADA LAGI PERBEDAAN DI ANTARA KITA. Dan memang sesungguhnya, dengan CARA APAPUN dan PENGKONDISIAN BATIN YANG BAGAIMANAPUN,  tujuan kita adalah HANYA UNTUK MENGAGUNGKAN TUHAN SANG PENCIPTA SEMESTA.
   Jadi…, apa yang mau diperdebatkan lagi…???

By: Susilo Pranowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.