Dulu saya punya teman jauh yang sedang kuliah di Samarinda, Kaltim.
Teman saya ini, namanya Nani, suatu kali mendatangi saya yang berada di
Surabaya. Kebetulan kami berdua punya hobi yang sama, yaitu SUKA
PERGI-PERGI NAIK KENDARAAN UMUM TANPA TUJUAN. Ya, Anda tidak salah baca,
memang PERGI TANPA TUJUAN. Sebuah hobi yang cukup NYLENEH, tapi memang
begitulah adanya saya waktu itu.
Waktu itu kami berdua berada di Terminal Bungurasih, hendak ke Madiun atau ke Malang, saya lupa. Di dalam bus ada seorang perempuan berpakaian lusuh sedang minta-minta. Teman saya memberikan beberapa keping uang logam. Setelah perempuan peminta-minta itu pergi, Nani berkata, “ Orang itu LEBIH BERUNTUNG dari saya, Sus. Dia sudah PUNYA PEKERJAAN TETAP, sementara saya belum. Dia sudah PUNYA PENGHASILAN, sementara saya belum. Dia tentu PUNYA ANAK-ANAK ATAU KELUARGA YANG SELALU MERINDUKAN KEDATANGANNYA, sementara saya……”
Nani tidak meneruskan ucapannya. Ia jadi sibuk mengusap air matanya. Mungkin ia teringat sesuatu yang membuatnya sedih. Teman saya ini memang pernah bercerita bahwa selama ini ia dibesarkan dalam keluarga yang kurang harmonis.
Sahabat, saya bukan hendak membahas soal teman saya yang bernama Nani itu, keluarganya, atau menyangkut pribadi-pribadi lain. Yang menggelitik saya adalah ucapan Nani yang mengatakan bahwa DIRINYA TIDAK LEBIH BERUNTUNG DARI SEORANG PENGEMIS. Masa sih seorang pengemis lebih beruntung dari seorang Nani yang anak orang kaya, yang jauh lebih cantik, yang bisa menempuh studi sampai perguruan tinggi pula…???
Sahabat, siapapun kiranya, dalam kehidupan di dunia ini pasti MENGHENDAKI KEPUASAN DAN KEBAHAGIAAN. Semua mengendaki CUKUP PANGAN, CUKUP SANDANG, TEMPAT TINGGAL YANG LAYAK, KESEHATAN, dan lain sebagainya. Lalu…, seandainya semua itu telah kita dapatkan, apakah hidup kita nantinya akan benar-benar bahagia, menyenangkan, dan menenteramkan…???
Tentu saja tidak! Semua yang masih bersifat KEBENDAAN selalu TIDAK TETAP alias BERUBAH-UBAH. Jika saat ini kita kemana-mana ditemani BB bisa membuat hati kita senang dan puas. Boleh jadi, minggu depan, atau mungkin bulan depan, BB itu tak bisa lagi memberi kesenangan dan kepuasan pada kita. Semua benda dan semua keadaan yang bergantung pada benda tidak bisa DIPEGANG DENGAN TETAP, TIDAK BISA DIAM, bahkan BISA MENIPU DAN MEMPERDAYA MANUSIA.
Sekarang ini mungkin saja masih ada orang yang menjauhi keramaian dan mengasingkan diri di tempat sepi dengan tujuan MENCARI KEBAHAGIAAN SEJATI, KEBAHAGIAAN YANG MUTLAK, KEBAHAGIAAN YANG TIDAK BERUBAH-UBAH. Orang ini tidak mau TERGODA atau TERTIPU oleh DUNIA KEBENDAAN yang memang punya sifat MENIPU. Lalu… pertanyaannya: mungkinkah orang ini akan berhasil mencapai kebahagiaan sejatinya? Jika memang BISA BERHASIL, apakah ini tidak MENYALAHI KODRATNYA SEBAGAI MANUSIA BERMASYARAKAT…???
Sahabat, BAHAGIA ATAU TIDAK, BERUNTUNG ATAU TIDAK, sebenarnya BUKAN MASALAH selama KITA TIDAK MENGANGGAPNYA SEBAGAI MASALAH. Semua tergantung pada PENGKONDISIAN PIKIRAN DAN BATIN KITA. Jangan sampai Anda tersiksa oleh pikiran Anda sendiri. Sebuah konsep pikiran (mind conception) BERBANDING LURUS dengan kondisi batin Anda. Maka, hati-hati dengan pikiran Anda sendiri! Bahagia atau tidak, berawal dari sini. Salam.
By: Susilo Pranowo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.