Samiaji adalah pewaris sah tahta Kerajaan Hastinapura.
Kurawa yg berjumlah seratus datang ke
istana tanpa tata krama sbg layaknya seseorang yg juga keturunan raja. Mereka
menekan dan meminggirkan peran Samiaji di istana Hastinapura.
Destarastra semakin terlihat
kondisi fisiknya tidak mampu sekedar membawa dirinya duduk di
singgasana. Perannya semakin didominasi oleh sang anak sulung, Duryudana, yang
oleh hasutan pamannya, Sangkuni, secara halus untuk mengambil alih kursi kekuasaan
di negri itu.
Bisma dan Arya Widura
yang semula mengambil posisi membantu Destarastra yang buta dalam memerintah
negeri, justru oleh Duryudana dibuat seperti harimau ompong. Mereka tetap
diberi keistimewaan di istana, tapi kekuasaan dan pengaruhnya perlahan
dibatasi. Arya Widura hanya sekedar sebagai penasihat setelah Sangkuni,
sementara Bisma yang seharusnya menjadi pimpinan tertinggi panglima perang
negri Hastinapura, digeser menjadi ‘hanya’ sekedar penasihat, sementara
panglima diserahkan kepada anak muda cakap yang kesaktiannya dikagumi
Duryudana. Seorang anak muda bernama Karna, yang kemudian memang tahu berterima
kasih dan selalu berdiri di belakang Duryudana.
Pengaruh Sangkuni terhadap Duryudana ternyata mampu
membuatnya buta hati sehingga bisa memerintahkan muslihat untuk menjebak
saudaranya sendiri di sebuah bale-bale dan membakarnya di saat mereka terlelap.
Kisah ini dikenal sbg BALE SIGALA-GALA.
Beruntung Pandawa dapat selamat dan menyusuri dasar bumi,
hidup di negri Sapta Pratala, jauh di kedalaman perut jagat. Eh...,
beruntung...??? Tentu saja bukan! Disana ada peran amalan kesaktian Samiaji,
yang pada tingkat kepasrahan tinggi, justru hal-hal yang diinginkan bisa
terwujud, sekalipun hal itu merupakan sesuatu yang tak mungkin. Semua terkejut,
ketika beberapa tahun kemudian mereka kembali lagi ke istana Hastinapura!
Belajar dari kisah Samiaji… dalam pilpres 2018…, siapa
SAMIAJI-nya…? Siapa DURYUDANA-nya…? Tapi mudah2an tidak ada sang tokoh
licik-jahat… SENGKUNI..!
Dalam sejarah
peradaban manusia, PEREBUTAN KEKUASAAN selalu menjadi kisah menarik.
Lewis Coser, seorang tokoh teori pemahaman konflik,
berpendapat bahwa: masyarakat selalu berada dalam KONDISI KONFLIK. Menurutnya,
suatu struktur sosial yg tampak tenang pun, juga dipenuhi beragam PERGOLAKAN
dan upaya saling jegal guna menggoyahkan dan memperebutkan KEKUASAAN... Hakikat
dari masyarakat adalah PEREBUTAN KEKUASAAN TANPA HENTI...!
Kubu yang berseteru saling melakukan konsolidasi (penguatan
diri). Suatu konflik dapat dikatakan POSITIF apabila TIDAK MENYINGGUNG TEMA
INTI. Tema inti yg dimaksud adalah PERIHAL MENDASAR YG MELANDASI SUATU HUBUNGAN.
Contoh kasus:
- Seorang
suami-istri tidak akan BERCERAI apabila memperdebatkan masalah kemana TUJUAN
PIKNIK MINGGU INI. Hal ini beda dengan...
- Seorang
suami ketahuan SELINGKUH, dan terjadilah perdebatan.
Loyalitas atau kesetiaan adalah PELETAK DASAR dalam hubungan
suami-istri. Begitu pula bila dua orang
sahabat tidak akan jadi musuh apabila hanya memperdebatkan SIAPA YG AKAN
MEMBAYAR KOPI YG TELAH DIMINUM.
Dalam ranah kenegaraan, NKRI tidak akan pecah manakala ADA
KOMPROMI antara mereka yg PRO PANCASILA DAN YG TIDAK, yg nasionalis dan yg
agamis, demokrasi ataukah kilafah. Disinilah dibutuhkan SAFETY VALVE (katup
penyelamat) untuk menjadi MEDIATOR atas konflik yg terjadi.
Maka... biarlah menjadi begitu.... NUSANTARA AKAN JAYA PADA
WAKTUNYA. Diawali konflik besar.... SATRIA PININGIT muncul ke permukaan... Membawa
damai dan kesejahteraan. Dan tetaplah ELING LAN WASPADA...
JAYA DAN JAYALAH… INDONESIAKU…!!!
NUSANTARA DAMAI, TENANG, RAHAYU….
Glodok, Karangrejo, 27/2/2018, 9.34 PM
Prediksi Tottenham Hotspur Vs Leicester City 13 Mei 2018
Live Roulette Sbobet
Bonus Roulette Sbobet
Daftar Roulette Sbobet
Main Roulette Sbobet
Panduan Roulette Sbobet