Minggu, 03 Juni 2018

BISAKAH BELAJAR MARIFAT?



Seorang marifat tidak hanya belajar dari buku-buku…, dari petuah-petuah…, karena seluruh alam dan segala isinya adalah guru yg memberikan pelajaran dalam keheningan dan dalam keramaian, baik yg kelihatan maupun yg tak kelihatan. Dirinya adalah bagian dari alam…, adalah alam itu sendiri. Dia tidak besar, tidak juga kecil. Dia adalah bersama… antara ada dan tidak ada.

Seorang  marifat tdk pernah merasa kehilangan… karena setiap saat dia telah menerima.  Dia tidak pernah merasa sakit… karena sakit itu adalah kedemikianan yang ada. Dia tidak sakit hati saat dihina… karena kehinaan itu memang dirinya.

Seorang marifat tidak menghitung-hitung pahala…, tidak merindukan surga…, karena surga bukanlah tempat…, surga adalah suasana…, dan suasana surga itu telah dia ciptakan sendiri dalam hatinya, dalam sikap batinnya…, dalam kesadaran pikir dan roh-nya.

Seorang marifat akan menyelam dalam kedalaman yg  paling dalam. Dia belajar dari pandangan matanya…, belajar dari suara yg menyentuh indera pendengarnya…, belajar dari rasa yg menyentuh kulit… dan yg menyentuh kalbunya. Dia tidak pernah diam…, karena setiap gerak adalah dirinya. Dia lebur dan larut dalan kedemikianan. Dia MENJADI GARAM untuk memberikan rasa pada semua makhluk. Dia hilang… tapi rasa yg diberikannya tetap dapat dirasakan. Dia lebur MENJADI RAGI… lebur dan hilang untuk merubah sifat terhadap apa yg didekatinya.

Seorang marifat melempar jauh KEAKUANNYA… karena dia bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa. Dia adalah bagian yg tanpa bagian. Dia mampu membaca dalam kebutaan…. Mampu mendengar dalam ketuliannya… karena dia adalah RASA.

Glodok, 3 Juni 2018. 6.30 AM
Tetap buanglah sampah di tempatnya.
Jika menanam pohon, terus jaga dan rawatlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SILAKAN BERKOMENTAR SESUKA HATI. NAMUN APAPUN ITU ADALAH CERMINAN DIRI ANDA.